Benarkah Bidadari di Surga Gembrot?

Benarkah Bidadari di Surga Gembrot? - Kajian Medina
Benarkah Bidadari di Surga Gembrot?

by. Ahmad Sarwat, Lc.,MA

Salah satu oleh-oleh dari diskusi 'swasta' dalam Ijtima' Ulama Al-Quran di Bandung kemarin adalah tentang bagaimana kita menerjemahkan lafadz (وكواعب أترابا).

ان للمتقين مفازا حدائق واعنابا وكواعب اترابا

“Sungguh orang orang yang bertakwa mendapat kemenangan, yaitu kebun kebun dan buah anggur dan gadis-gadis 'montok' yang sebaya. (QS. An-Naba’: 31-33)

Prof Dr Fauzul Iman (Rektor UIN Banten) menyebutkan bahwa kawa'ib sudah benar kalau diterjemahkan sebagai 'montok'. Sebab ayat yang menggambarkan tentang suasana di surga nanti digambarkan Allah SWT dengan sedekat mungkin dengan kenikmatan duniawi yang dikenal orang Arab di masa itu. Salah satunya gemar dengan wanita yang bertubuh 'montok' itu. Maka bidadari di surga nanti juga digambarkan sebagai bertubuh 'montok'.

Diskusi dengan terjemah kawa'ib menjadi montok memang jadi perdebatan tersendiri. Sebab dirasa istilah 'montok' itu kurang ramah gender, terkesan porno dan tidak sopan. Lalu banyak yang mengusulkan penghalusan sedikit menjadi 'molek'. Molek dianggap lebih ramah gender.

Namun Prof Fauzul menyebutkan tidak mengapa diterjemahkan apa adanya saja, tidak usah dihalus-haluskan. Sebab kawa'ib itu asal katanya dari muka'ab yang artinya sesuatu yang menonjol. Disebut Ka'bah juga dari kata menonjol di muka bumi.

* * *

Saya saat itu tidak komen apa-apa, karena asyik menyaksikan para profesor berdebat dengan argumentasi masing-masing.

Begitu keluar ruangan untuk break makan siang, sambil berjalan saya sempatkan ngobrol dosen saya, Dr. KH. Ahsin Sakho, yang dalam diskusi tadi bertindak sebagai moderator. Saya bilang, diksi 'montok' atau 'molek' itu dua-duanya memberi kesan tubuh yang padat, berisi alias gemuk.

Beliau setuju sambil tertawa saja. Lalu saya bilang, kalau bidadari di surga digambarkan bertubuh montok, justru wanita zaman sekarang ini kurang suka dibilang montok atau molek. Mereka lebih suka tubuh yang slim, ramping, tipis dan kurus. Lagi-lagi beliau setuju sambil tertawa.

Kalau nggak percaya, coba saja bilang ke istri begini,"Ma, semakin hari nampaknya tubuhmu semakin montok saja".

Dijamin istri langsung diet seminggu nggak mau makan apa-apa. Tersinggung dia dibilang montok. Padahal kita lagi merayu istri yang kita samakan dengan bidadari di surga yang ternyata pada montok itu.

Mungkin memang 'urf wanita kita di zaman sekarang sudah jauh berbeda dengan 'urf para wanita Arab di masa kenabian. Karena itu hati-hati mengutip Al-Quran. Apalagi memuji istri dengan kata montok, boleh jadi dia malah tersinggung, salah tafsir dan nyap-nyap.

"Maksud Papa apa nih? Papa sudah bosen dengan Mama ya? Karena Mama sekarang sudah gembrot, gitu ya? Papa mau nikah lagi, ya? Hayo ngaku aja?".

Waduh . . .

Ahmad Sarwat
15 Juli pukul 08.52 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.