Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan:
من لم يستطع الوقوف بعرفة. فليقف عند حدود الله الذي عرفه.
● Barang siapa belum bisa melakukan wukuf di ‘Arafah, hendaklah ia wuquf (berhenti) pada batasan-batasan syariat Allah yang telah diketahuinya (maksudnya ialah menjaga semua perintah2nya dan menjauhi larangan2 nya).
ومن لم يستطع المبيت بمزدلفة. فليبت على طاعة الله ليقربه ويزلفه.
● Barang siapa belum bisa mabit (bermalam) di muzdalifah, hendaklah ia mabit di atas ketaatan kepada Allah guna merapat dan mendekatkan diri kepada-Nya.
ومن لم يقدر على ذبح هديه بمنى. فليذبح هواه ليبلغ به الُمنى.
● Barang siapa belum mampu menyembelih binatang hadyu nya di Mina, hendaklah ia menyembelih hawa nafsunya tuk meraih harapan yang diidamkan.
ومن لم يستطع الوصول للبيت لأنه بعيد. فليقصد رب البيت فإنه أقرب إليه من حبل الوريد.
● Barang siapa belum bisa mencapai Baitul Haram karena jauh, hendaklah ia menuju Allah Rabb Baitul Haram karena Ia lebih dekat dari pada tali urat.
[Lathaiful Ma’arif hal. 633]
Hisyam Mahrus Ali
23 Juli pukul 11.17 ·
#Hisyam Mahrus Ali