Al-Imām As-Suyūthiy dan Al-Imām As-Sakhāwiy rahimahumallāh ketika itu hidup dalam satu negeri yang bernama Mesir, hanya berbeda daerah saja. Kedua ulama ini masyhur di dunia saat itu. Ilmu dan karyanya sulit tertandingi dikala itu. Tetapi sejarah mencatat kedua imam itu pernah 'ribut' dan saling bantah satu sama lainnya. Padahal keduanya memiliki banyak kesamaan baik dari sisi Mazhab Fiqh maupun lainnya. Tinggallah yang tersisa ujian bagi para pengikutnya atau para penuntut ilmu.
Yang merugi adalah yang fanatik di manapun berada dan kapanpun ia hidup. Sekiranya ia hanya fanatik kepada As-Suyūthiy lalu mengharamkan mengambil ilmu dari As-Sakhāwiy, maka merugilah ia, begitupun sebaliknya. Ambillah ilmu dari keduanya. Tinggalkan kiranya apa yang membuatmu ragu atau tak sepakat dalam beberapa isu misalnya. Sembari tetap menghormati para ulama Islam yang kiprah dan keilmuannya diakui dunia Islam.
Demikianlah, akan selalu ada para ulama atau para da'i yang akan saling bantah atau 'ribut' di setiap zaman. Meski banyak persamaan di antara mereka. Meski tinggal dalam satu negeri misalnya. Dan itu jadi ujian buat kita semua. Sekali lagi, yang merugi hanyalah orang-orang yang membatasi dan betah berada dalam tempurungnya, seolah tempurungnya itu sudah mencukupi semua kebaikan dan ilmu Islam yang teramat luas ini. Sekian.
Robi Maulana Saifullah
12 Juni pukul 19.59 ·
#Robi Maulana Saifullah