Cuma sayang udah di kasih angin segar kalo hanya mereka yang ikut dalil yang lain dalilnya lemah atau gak punya dalil, akhirnya seperti sekarang ini
Sampe bisa menjatuhkan kemampuan orang yang di atasnya karena terlalu percaya diri akan kekuatan dalilnya
Kita harus tahu kadar diri kita, kadar kemampuan asatidzah, kadar kemampuan para masyaikh
Para asatidzah berselisih masalah pemilu
Yang A ikut fatwa yang membolehkan
Yang B ikut fatwa yang gak membolehkan
Semua berdiri diatas dalil dan ijtihadnya masing2
Ana rasa kalo mereka yang sok kokoh ini hidup di zaman imam2 besar dulu bisa2 imam besar pun di tahdzir abis
Yahya ibn yahya Al-laitsi (murid Imam Malik) misalnya ketika raja di zaman beliau menggauli istrinya di siang hari bulan Ramadhan, maka kemudian tanya ke yahya apa yang harus dilakukan?
Yahya bilang kamu wajib puasa 60 hari
Yahya gak bilang bebaskan budak, karena jangankan satu budak 100 budak pun bisa ia bebaskan
Tapi karena melihat maslahat dari puasa yg 60 hari tadi bisa membuatnya jera beda dengan membebaskan budak yang gak ada harganya di mata raja tadi.
Bisa2 yang sok kokoh ini bilang imam yahya menyelisihi dalil....
Bahlulnya natural banget anda ini bung....
Sudahlah kita ini masih jauh dari ilmu, Para ulama dan asatidzah udah memikirkan maslahat dari yang mereka ucapkan ke depannya
Kita yang awam ini tawaqquf aja, ambil Pendapat yang kita yakini biarkan mereka yang lain di atas pendapat yang mereka yakini
Sehingga ke depannya dunia persilatan ini bisa aman dari kerusakan yang anda buat melalui kedangkalan otak anda
Semoga ke depannya kita bisa jadi muqollid yang sadar diri
Aboud Basyarahil
26 Maret pukul 21.03 ·
#Aboud Basyarahil