Ternyata yang dibahas di Munas NU banyak sekali digoreng dadakan bak tahu bulat. Bahkan banyak komentar yang berlebihan dan kurang pantas dalam memberikan kritik. Sebagiannya pun ada yang salah paham. Memang netizen itu terlalu cepat menyimpulkan sesuatu.
Jika Anda tidak merasa pernah manggil kafir dihadapan orang kafir, mengapa dipermasalahkan? Tinggal bersyukur saja karena akhlak Anda sudah baik pada non-muslim.
Soal para Kyai di Munas NU mau bahas apa, Itu hak mereka. Dan mereka insya Allah lebih tahu apa yang harus dibahas. Bukan ranah kita mengatur itu. Sebab bisa jadi yang dibahas apa yang dikomentari apa jadi tidak nyambung.
Jika pun ada yang tidak setuju Anda tinggal bikin saja Munas tandingan sendiri. Entah Munas Muhammadiyah. Munas IM. Munas Salafi. Munas Al-Irsyad. Atau munas abal-abal. Atau kritiklah dengan adab yang baik.
Tidak benar bahwa NU itu tidak mau mengkafirkan orang kafir. Apalagi tuduhan mau merubah ayat Al-Qur'an.
Ingat, kata 'kafir' itu dipakai untuk selain muslim saja ya. Jangan malah dipakai untuk menyerang saudaranya juga. Bahkan ada yang bilang Kyai murtad, agama ngaNU, dan sebagainya. Itu juga bentuk takfir! Orang seperti ini seolah tak ada beban hidup ketika kopar kapir sesama muslim. Padahal kalau dia sadar, bahaya besar sedang menanti jika tak terbukti di sisi Allah soal tuduhan kafirnya itu. Allahu a'lam.
Robi Maulana Saifullah bersama Ma'ruf Khozin.
3 Maret pukul 07.17 ·
#Robi Maulana Saifullah