Jangan Gara-Gara Ada Sedikit Kesalahan Langsung Dijauhi

Jangan Gara-Gara Ada Sedikit Kesalahan Langsung Dijauhi - Kajian Medina
Jangan gara-gara ada sedikit kesalahan langsung dijauhi.

Sebuah nasehat dari Mu'adz bin Jabal yg disebutkan oleh Abdurrazzaq dalam mushannafnya, Abu Daud dan Al-Baihaqi dalam Sunan mereka masing-masing, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, juga Abu Nu'aim dalam Hilyat Al-Awliya` dgn sanadnya sampai kepada Abu Idris Al-Khulani dari Yazid bin Umairah.

Nasehatnya panjang tapi saya hanya menyoroti kalimat berikut:

وأحَذرُكُم زَيغَةَ الحكيم، فإن الشيطان قد يقول كلمة الضلالة على لسان الحكيم، وقد يقول المنافقُ كلمةَ الحق، قال: قلت لمعاذ: ما يُدريني -يرحمك الله- أن الحكيمَ قد يقول كلمةَ الضلالةِ، وأن المنافقَ قد يقول كلمةَ الحق؟ قال: بلى، اجتَنِبْ من كلام الحكيم المُشتهِرَاتِ التي يُقال ما هذه، ولا يَثْنِيَنَّكَ ذلك عنه، فإنه لعله أن يُراجِعَ، وتَلَقَّ الحقَّ إذا سمعتَه فإن على الحقِّ نوراً

"Jauhi kesalahan orang bijak (alim ulama, cerdik pandai, ustadz dll), karena setan bisa saja mengatakan kesesatan melalui lisan orang bijak, sedangkan si munafik bisa saja mengatakan kalimat yang benar."
Yazid bin Umairah pun bertanya kepada Mu'adz, "Semoga Allah merahmati tuan, bagaimana saya bisa membedakan bahwa ini kalimat yg sesat dari sang bijak dan ini kalimat yang benar dari si munafik?"
Mu'adz menjawab, "Tentu bisa, jauhi kalimat sang bijak yang orang-orang semua heran dngannya dgn mengatakan, "apa-apaan ini?!" TAPI JANGAN GARA-GARA ITU KAU MENJAUHINYA, KARENA BISA JADI DIA AKAN KEMBALI PADA KEBENARAN (mengoreksi pendapatnya)."
Dan, terimalah kebenaran bila kau dengar, karena kebenaran itu punya cahaya (yg dengan itu bisa dipastikan itu kebenaran meski oleh orang awam -penerj)."

Al-Baihaqi mengomentari,

فَأَخْبَرَ مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ أَنَّ زَيْغَةَ الْحَكِيمِ لَا تُوجِبُ الْإِعْرَاضَ عَنْهُ , وَلَكِنْ يُتْرَكُ مِنْ قَوْلِهِ مَا لَيْسَ عَلَيْهِ نُورٌ , فَإِنَّ عَلَى الْحَقِّ نُورًا , يَعْنِي - وَاللهُ أَعْلَمُ - دَلَالَةً مِنْ كِتَابٍ , أَوْ سُنَّةٍ , أَوْ إِجْمَاعٍ , أَوْ قِيَاسٍ
"Mu'adz bin Jabal mengabarkan bahwa kesalahan orang bijak tidak mesti membuatnya dijauhi, hanya cukup ditinggalkan perkataanya yg batil itu yg tidak disertai cahaya, karena kebenaran itu pasti punya cahaya yaitu -wallahu a'lam- berupa dalil dari Al-Qur`an, sunnah atau ijma' atau qiyas."

Syamsul Haq Azhim Abadi dalam 'Aun Al-Ma'bud menjelaskan,
أَيْ فَلَا يَخْفَى عَلَيْك كَلِمَة الْحَقّ وَإِنْ سَمِعْتهَا مِنْ الْمُنَافِق لِمَا عَلَيْهَا مِنْ النُّور وَالضِّيَاء وَكَذَلِكَ كَلِمَات الْحَكِيم الْبَاطِلَة لَا تَخْفَى عَلَيْك لِأَنَّ النَّاس إِذَا يَسْمَعُونَهَا يُنْكِرُونَهَا لِمَا عَلَيْهَا مِنْ ظَلَام الْبِدْعَة وَالْبُطْلَان وَيَقُولُونَ إِنْكَارًا مَا هَذِهِ وَتُشْتَهَر تِلْكَ الْكَلِمَات بَيْن النَّاس بِالْبُطْلَانِ ، فَعَلَيْك أَنْ تَجْتَنِب مِنْ كَلِمَات الْحَكِيم الْمُنْكَرَة الْبَاطِلَة ، وَلَكِنْ لَا تَتْرُك صُحْبَة الْحَكِيم فَإِنَّهُ لَعَلَّهُ يَرْجِع عَنْهَا.
"MAksudnya, kebenaran itu pasti ketahuan bila kau dengar meski dari orang munafik, karena dia punya cahaya dan sinar. Demikian pla kalimat sesat dari seorang bijak pasti bisa kau bedakan, karena orang yang mendengarnya akan mengingkarinya, sebab berisi kegelapan bid'ah dan kebatilan. Mereka akan mengingkari kalimat tersebut sehingga kalimat itu terkenal salah di kalangan orang banyak. Maka hendaknya kau tinggalkan kalimat orang bijak yg salah itu, tapi jangan tinggalkan orangnya karena bisa jadi dia rujuk pada kebenaran."

Anshari Taslim
21 jam ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.