Ada banyak orang hebat di dunia ini. Namun ada yang unik dan beda. Saya menyebutnya sebagai orang yang "hebat dengan keterangan". Maksudnya kehebatannya harus diterangkan biar ketemu oleh lawan bicaranya. Misalnya:
Ketika melihat orang yang lebih kaya, maka dia pun menerangkan betapa sebenarnya dia bisa tampil kaya juga tapi tak mau karena zuhud (tak memikirkan hal duniawi). Tapi ketika melihat orang yang lebih miskin, maka dia pun menunjukkan bahwa dia lebih kaya dari mereka.
Ketika melihat orang yang lebih pintar, maka dia menerangkan bahwa sebenarnya dia juga pintar seperti itu tapi enggan menampakkannya. Tapi ketika melihat orang yang lebih bodoh, maka dia menunjukkan bagaimana dia lebih pintar dari dia.
Ketika melihat orang yang di depan, maka dia menerangkan bahwa sebenarnya dia juga bisa berapa di depan. Cuma tak mau saja ke depan sebab tak perlu sok memimpin segala. Tapi ketika melihat orang yang bisanya berada di belakang, maka dia menunjukkan bahwa dialah yang layak di depan.
Ketika melihat orang yang punya jabatan lebih tinggi, maka dia menerangkan betapa jabatannya sebenarnya lebih baik dari yang tinggi itu. Tapi ketika melihat yang jabatannya lebih rendah, maka dia menunjukkan kalau dirinya lebih tinggi.
Itulah orang-orang yang "hebat dengan keterangan". Dalam perspektif ilmu tasawuf, orang hebat jenis ini terdeteksi menderita penyakit hati bernama:
1. Riya' (ingin dilihat orang),
2. Sum'ah (ingin didengar orang),
3. Ujub (membanggakan diri dari orang lain)
4. Takabbur (menyombongkan diri).
Jadilah hebat, tapi jangan menerangkan kehebatan diri. Jadilah baik, tapi jangan repot menerangkan kebaikan diri. Jadilah zuhud, tapi jangan repot menerangkan kezuhudan diri.
Ini hanya pengingat bagi yang nulis dan yang baca, bukan sebagai alat untuk menilai orang lain.
Abdul Wahab Ahmad
16 Januari pukul 21.34 ·
#Abdul Wahab Ahmad