Kembali Kepada Al-Quran

Kembali Kepada Al-Quran - Kajian Medina
Kembali Kepada Al-Quran

Ujaran seperti ini sering saya dengar akhir-akhir ini. Meski sambil bingung juga dalam hati. Apa yang dimaksud dengan kembali disini?

Biasanya orang pergi dulu meninggalkan rumah, lalu akhirnya kembali ke rumah. Lalu kalau kembali ke Al-Quran, emangnya tadi kita pergi kemana? Pergi meninggalkan Al-Quran? Kemana?

Lama-lama saya korek sana sini akhirnya ngaku juga. Kembali kepada Al-Quran dari pendapat manusia. Itu kata kuncinya, 'pendapat manusia'.

Jadi rupanya penjelasan dan tafsir para ulama itulah yang dia maksud 'pendapat manusia'. Maksudnya jangan pakai tafsir, jangan pakai pandangan para ulama.

Oke lah misalnya kita tidak pakai pendapat ulama. Terus kita kembali langsung ke Al-Quran, begitu?

Terus bagaimana caranya kita memahami isi kandungannya? Bagaimana menggali konten hukumnya, kalau tidak lewat penjelasan ulama?

Ya sesuai dengan yang 'saya' jelaskan dari isi Al-Quran. Waduh . . .

Rupanya kamuflasenya terbongkar dengan sendirinya. Ternyata yang dimaksud dengan 'kembali kepada Al-Quran' hanyalah slogan kosong. Intinya, jangan ikuti ulama lain tapi ikuti saya saja. Cuma gengsi kalau bilang ikuti saya.

Jadi Al-Quran dijadikan tameng dan kamuflase. Pura-puranya disuruh ikut Al-Quran, padahal maunya ikuti saya.

Gitu aja kok pakai muter-muter, Dul.

Ahmad Sarwat,Lc.MA

Ahmad Sarwat
5 Januari pukul 07.43 ·

Sumber : https://www.facebook.com/ustsarwat

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.