Tempat ini memang dirancang untuk berkumpulnya rakyat. Pertama kali digunakan ssdh kemerdekaan adalah di bulan September 1945. Ketika sebulan sebelumnya para pemimpin bangsa menggaungkan Proklamasi, kekuatan kolonial meremehkannya. Kemerdekaan dianggap tidak mungkin, hanya aspirasi segelintir elit saja.
Bulan September ratusan ribu warga dari sekeliling Jakarta berkumpul di tempat ini, mengirimkan pesan kepada semuanya, bahwa ini adalah ikhtiar kemerdekaan utk seluruh rakyat Indonesia.
Monas bukan milik sekelompok orang, Monas adalah milik kita semua, seluruh warga Indonesia.
Alhamdulillah satu tahun perjalanan di Jakarta, janji-janji yg tadinya dianggap tidak mungkin, kita tunaikan satu persatu di Jakarta. DP 0 yg tadinya dianggap tidak mungkin, Ahamdulillah hari ini terlaksana. Menutup tempat2 maksiat, dulu dianggap tidak mungkin, sekarang terlaksana. Menghentikan reklamasi dulu dianggap tidak mungkin, sekarang kita lakukan. Atas ijin Allah semua dilaksanakan.
Semua itu bisa dilakukan tanpa kekerasan, cukup selembar kertas dan sebuah tanda tangan. Jadi jangan pernah anggap enteng proses politik. Karena dari situ nanti akan menentukan arah kebijakan.
Kita semua yang hadir di tempat ini memiliki tanggung jawab untuk menjaga persatuan. Yg unik dari Indonesia bukan hanya keberagamannya, tapi di tempat ini hadir persatuan bagi seluruh rakyatnya. Persatuan hanya bisa dihadirkan dengan rasa keadilan, itu yg kita perjuangkan terus di DKI Jakarta.
Hari ini kita kirimkan pesan pada semua bahwa yg datang ke Monas adalah orang-orang yg memperjuangkan persatuan, kedamaian dan keadilan di negeri ini.
Terima kasih kepada semua yg telah mengelola ini dengan baik, meskipun jumlahnya luar biasa banyak tapi ketertibannya memesona semua yg menyaksikan. Teman-teman telah buktikan bahwa layak mendapat izin berkegiatan di Monas, dengan hadir tertib, pulang tertib.
Semoga majelis ini mendapatkan berkah dari Allah, yang bukan saja membanggakan bagi yg hadir tapi menjadi catatan yg membanggakan bagi anak kita dan anak-anak dari anak kita.
Anies Baswedan berada di Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
18 jam ·
Apa Setelah Reuni Akbar 212?
Opening statement Anies Baswedan pagi ini menggugah seluruh jiwa jutaan Peserta Reuni Akbar 212 dan semua masyarakat yang menonton dari seluruh pelosok negri. Sebagai Gubernur DKI yang diperjuangkan oleh Ulama dan Umat, Anies mengisyaratkan betapa pentingnya kekuasan itu berada di tangan yang tepat.
"Kita akan tunaikan janji satu demi satu. Yang dianggap tidak mungkin, InsyaAllah akan kita laksanakan. DP Nol Rupiah dianggap tidak mungkin hari ini terlaksana, menutup tempat-tempat maksiat dulu dianggap tidak mungkin kini terlaksana, menghentikan reklamasi dulu dianggap tidak mungkin sekarang kita lakukan!"
"Saudara semua, itu dilakukan tanpa kekekarasan, cukup selembar kertas dan sebuah tanda tangan."
"Karena itu jangan pernah anggap enteng proses politik. Karena disitulah nanti tandatangan akan menentukan arah kebijakan"
......
Anies tidak perlu berkampanye di atas panggung mengajak jutaan peserta aksi untuk memilih Prabowo-Sandi, namun dengan kecerdasan narasinya, semua yang mendengar akan langsung mengerti maksud seorang Anies.
Reuni Akbar 212 telah terlaksana dengan sukses, namun apa setelah itu yang menjadi pertanyaan yang harus kita semua jawab.
Fazel J. Haitamy21 jam ·
#Anies Baswedan