Kufur dan Syirik Adalah Kejahatan Terbesar

Kufur dan Syirik Adalah Kejahatan Terbesar - Kajian Medina
KUFUR DAN SYIRIK ADALAH KEJAHATAN TERBESAR

Pada status beberapa waktu lalu, saya membuat pertanyaan:

"Mana yang lebih buruk, muslim bertauhid pelaku riba, atau orang kafir yang dermawan? Muslim bertauhid pelaku zina, atau orang kafir yang baik hati?"

Jawaban atas pertanyaan ini, bagi yang pernah belajar aqidah dengan benar, sebenarnya mudah. Orang kafir meski diembel-embeli dengan apapun, ia tetap lebih buruk, dibandingkan muslim yang bertauhid, sebesar apapun kesalahan dan kejahatan yang ia lakukan, selama itu bukan kekufuran dan kesyirikan yang mengeluarkannya dari millah Islam.

Orang kafir itu tak mengenal Allah ta'ala, rabb dan ilah yang sebenar-benarnya. Ia juga mendudukkan seseorang atau sesuatu pada posisi Allah ta'ala, baik sebagai pencipta, atau yang disembah, atau yang membuat aturan hidup bagi manusia. Ini jelas kezaliman yang amat besar dan kejahatan yang paling berat.

Juga, para ulama Ahlus Sunnah sepakat, orang kafir itu kekal di neraka, yang menunjukkan kejahatannya teramat besar di sisi Allah ta'ala. Sedangkan orang Islam yang bertauhid, meski ia melakukan dosa besar apapun, ia tak akan kekal di neraka.

Sayangnya, sebagian penanggap atau komentator memberikan tanggapan yang aneh-aneh, yang menunjukkan ia belum bisa memandang hal ini secara jernih.

Ada yang dengan menggebu-gebu menyalahkan pertanyaan saya. Setelah saya kejar, ternyata alasannya, orang yang berzina itu saat berzina bukan orang beriman. Padahal, Hadits yang diriwayatkan oleh Syaikhan itu, yang redaksinya:

لا يزني الزاني حين يزني وهو مؤمن

Artinya: "Tidaklah beriman pezina ketika ia berzina."

Menurut para ulama, seperti misalnya dikatakan An-Nawawi, maknanya adalah "tidak sempurna imannya", bukan hilang secara total. Artinya, pezina, pelaku riba, dan dosa-dosa besar lainnya, selama ia masih bertauhid, tetap disebut muslim dan mu'min, meski imannya tidak sempurna.

Ada juga yang menyatakan, pertanyaan yang saya ajukan itu adalah pernyataan orang-orang kafir, jangan diikuti. Benar, bahwa sebagian orang kafir dan yang mengikuti jalan mereka, mempropagandakan bahwa orang kafir yang baik hati itu lebih baik dari muslim yang jahat, korupsi, dll.

Namun pertanyaan saya itu tidak salah. Malah harus dijawab secara tepat, dengan timbangan Islam, agar tidak terjerumus pada syubhat orang-orang kafir tersebut. Menghindari membahasnya, malah akan membuat ia tetap terjebak pada syubhat tersebut. Dan itu yang saya lihat pada sebagian (banyak) orang.

Ada juga yang menyatakan, perbandingannya tidak tepat. Harusnya dibandingkan muslim yang baik hati dengan orang kafir yang baik juga. Kelihatannya, perbandingan yang dia buat inilah yang tepat, bukan yang saya buat. Namun sebenarnya, pernyataan orang ini ini malah akan menyuburkan syubhat.

Di kepala orang-orang seperti ini, berarti belum jelas, bahwa orang Islam pelaku maksiat itu masih jauh lebih baik dan lebih selamat dibandingkan orang kafir, meskipun orang kafir tersebut terlihat sangat baik di mata orang-orang.

---

Saya membuat pertanyaan seperti itu, kemudian memberikan penjelasannya, untuk membantu sebagian muslim yang belum jelas tentang hal ini, agar terhindar dari berbagai syubhat, baik dari orang kafir, atau sebagian orang yang menisbatkan diri pada Islam namun mengusung ide-ide liberal, pluralisme agama, dan isme-isme menyesatkan lainnya.

Gagasan semisal, semua agama sama, semua orang apapun agamanya bisa masuk surga, yang dinilai bukan atribut agama namun akhlaknya, dan lain-lain, yang terlihat indah, namun sebenarnya racun mematikan. Dan ini akan mudah ditolak, jika keyakinan kita kokoh, bahwa kemunkaran dan kejahatan terbesar adalah kufur dan syirik kepada Allah ta'ala, memilih diin selain Islam, padahal Allah ta'ala hanya meridhai Islam sebagai diin kita.

Silakan baca juga tulisan panjang saya sebelumnya: https://www.facebook.com/muhammadabduh.banjary/posts/2186647454996102

Wallahu a'lam bish shawab.

~ Muhammad Abduh Negara ~

Muhammad Abduh Negara II
22 Desember pukul 20.09 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.