Kenapa Rumah Fiqih?

Kenapa Rumah Fiqih? - Kajian Medina
Kenapa Rumah Fiqih?

Kenapa tidak menamakan diri sebagai institusi keulamaan? Kan banyak yang bernama majelis ulama, ikatan dai, atau lembaga fatwa. Kenapa namanya terlalu sederhana, cuma Rumah Fiqih gitu?

Jawabannya sederhana, karena kami memang bukan ulama, bukan da'i serta tidak memproduksi fatwa sendiri.

Kami bukan ulama meski banyak belajar kepada mereka. Kami bukan da'i karena kurang menjual. Kami tidak bikin fatwa karena yang boleh berfatwa hanya ulama. Kami tinggal menukil saja fatwa para ulama.

Lalu kenapa Fiqih?

Sederhana juga alasannya, yaitu karena kami semua kuliah di fakultas Syariah. Mata kuliah yang kami pelajari paling banyak adalah fiqih. Di LIPIA, madah fiqih selalu diajarkan 1 hishshah tiap hari. Senin sampai Jumat dapat 5 hishshah. Berlangsung sampai 8 semester.

So, nggak salah kan kalau kami sarjana S1 lulusan Fakultas Syariah masih tetap menekuni ilmu fiqih yang kita pelajari secara formal dan resmi, meski sudah lulus kapan tauk.

Biar nggak kehujanan dan ada tempat yang mudah disepakati, tempat kami ngumpul memang ada rumahnya, yaitu Rumah Fiqih.

Tanpa sadar ternyata kebetulan kami ini berasal dari banyak titik di Indonesia. Buktinya tiap lebaran banyak yang pulang kampung.

Ada Betawinya satu dua, selebihnya banyak yang dari Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lombok, Flores, Papua, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera bahkan pulau kecil tak nampak di peta juga ada : Bawean.

Kira-kira lengkap lah dan merata dari seluruh wilayah NKRI. Maka kita namakan saja : Rumah Fiqih Indonesia disingkat RFI.

Tidak berafiliasi kepada ormas atau orsospol tertentu, bukan underbow nya siapa-siapa. Tidak berpolitik praktis. Mengakui 4 mazhab dan menghormatinya. Menjadikan semua kalangan umat Islam sebagai saudara. Menjadikan non muslim sebagai teman tidak perlu diperangi atau dimusuhi secara zalim. Cukup diperlalukan secara adil. Anti hoax dan hindari pertikaian sesama.

Yang kita punya pasti dibutuhkan umat, kita layani semuanya. Layaknya para dokter yang melayani siapa saja, tidak peduli aliran politiknya. Karena ilmu fiqih dan kedokteran merupakan hajat hidup orang banyak.

Mereka mau rukun damai atau mau berantem adu tinju dengan sesama, kita tetap bekerja dan tidak terlibat pertikaian mereka.

Di medan perang, seringkali team medis kena peluru salah sasaran, baik sengaja atau tidak. Kadang itu pula yang kami alami, resiko jadi team medis di tengah kobaran api amarah perang antara suku.

Sebab yang kami obati tidak harus teman sendiri. Kadang lawan yang terluka pun kita obati. Beda gugus tugas dengan tentara yang tugasnya melukai dan menghilangkan nyawa orang, kami malah mengobati dan menyelamatkan nyawanya. Kesal dengan tugas kami, kami pun ditembak oleh tentara sendiri.

Tapi kalau tentara yang nembak kami kena peluru, kami pula yang menyelamatkannya. Tidak pakai dendam.

Ahmad Sarwat, Lc.MA

Kenapa Rumah Fiqih? - Kajian Medina


Ahmad Sarwat
Kemarin pukul 05.02 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.