Imam Bukhari mengatakan, "Saya tidak pernah memasukkan satu hadis pun ke dalam Kitab Shahih ini, kecuali saya mandi terlebih dahulu sebelumnya dan shalat dua rakaat." (Hadyus Sāriy, Ibn Hajar, h. 513)
Kalau Shahih Bukhari memuat 7.563 hadis, berarti beliau telah mandi sebanyak 7.563 kali dan shalat sebanyak 15.126 rakaat.
Dinamakan bid'ah karena amalan itu tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat. Dinamakan hasanah karena amalan itu baik dan tidak bertentangan dengan syariat.
Bersambung ke: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10204894993810745&id=1717016757
Artikel terkait:
BID'AH HASANAH IBNU TAIMIYYAH
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10204898755104775&id=1717016757
Danang Kuncoro Wicaksono
1 Desember pukul 13.37 ·
tambahan dari website :
BID’AH HASANAH IMAM BUKHARI
Imam Bukhari mengatakan, “Saya tidak pernah memasukkan satu hadis pun ke dalam Kitab Shahih ini, kecuali saya mandi terlebih dahulu sebelumnya dan shalat dua rakaat.” (Hadyus Sāriy, Ibn Hajar, h. 513)
Kalau Shahih Bukhari memuat 7.563 hadis, berarti beliau telah mandi sebanyak 7.563 kali dan shalat sebanyak 15.126 rakaat.
Amalan semacam ini tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat. Meskipun demikian, amalan itu baik dan tidak bertentangan dengan syariat.
Amalan Imam Bukhari ini tergolong baru karena menggabungkan 3 amalan baik yang tidak pernah digabungkan oleh Rasulullah SAW atau sahabat, yaitu mandi, shalat 2 rakaat dan menulis hadis dalam satu rangkaian yang tidak terpisahkan dan dilakukan secara rutin. Namun meskipun tergolong baru, semua komponennya adalah baik dan berdalil sehingga menjadi perkara baru yang baik alias bid’ah hasanah.
Dalam masalah semacam ini, kita tidak membutuhkan dalil yang detil karena sudah dijelaskan oleh dalil yang umum. Contoh lainnya, berjabatan tangan setelah shalat. Karena berjabatan tangan dan shalat adalah amalan-amalan baik sehingga jika digabungkan pun menjadi baik pula. Kita tidak perlu mencari dalilnya secara detil karena sudah tercover oleh dalil-dalil umun tentang keutamaan berjabatan tangan dan keutamaan shalat.
Contoh lain, membaca surat Yasin setiap malam Jumat. Ini juga baik, meskipun tidak ada dalil detil yang menyebutkannya secara khusus. Cukup dalil umum yang menyebutkan keutamaan membaca Al Quran dan keutamaan hari Jumat.
Contoh lain, membaca surat Al Fatihah secara berulang-ulang sejak setelah Subuh sampai terbit matahari. Tidak perlu ada dalil detil yang menyebutkan keutamaannya. Cukuplah dalil-dalil umum yang menyebutkan keutamaan surat Al Fatihah tanpa dibatasi waktu dan jumlahnya.
Contoh lain, membaca “ya Hayyu ya Qayyum, la ilaha illa anta” (يا حي يا قيوم لا إله إلا أنت) sebanyak 40 kali setiap pagi di antara shalat sunnah Fajar dan shalat Shubuh. Meskipun tidak ditemukan dalil yang menyebutkannya secara detil, tapi amalan itu telah dicover oleh dalil-dalil umum yang menyebutkan keutamaan membaca Asmaul Husna (nama-nama Allah yang mulia), di antaranya adalah Al-Hayyu dan Al-Qayyum dan keutamaan membaca tahlil (la ilaha illa anta).
Begitulah hakikat bid’ah hasanah yang selama ini disalahpahami oleh sebagian orang.
Wallahu a’lam.
Danang Kuncoro Wicaksono
Sumber : https://danangsyria.wordpress.com/2018/12/04/bidah-hasanah-imam-bukhari/ (04/12/2018)
#Danang Kuncoro Wicaksono