Dalam soal politik, GPK Kokohiyyun itu mengajak "orang-orang baik" untuk meninggalkan politik, bahkan golput… karena menurut mereka politik itu buang-buang waktu, kotor, bahkan syirik karena system democrazy-nya… jadi ummat disuruh cukup hanya mengaji-mengaji saja.
Sementara, "orang-orang buruk" mereka biarkan untuk berpolitik dan menguasai politik…
Lucunya, ketika orang-orang buruk yang terpilih berkuasa, karena orang-orang baik absen dari politik, maka pemimpin yang berasal berasal dari orang-orang buruk itu langsung dinobatkan sebagai "ulil amri secara syar‘i" yang harus diberikan keta'atan muthlaq secara nash (menurut mereka)… jadi wajib sami’na wa atho’na sekalipun punggung dicambuk dan harta digasak, selama si penguasa itu tercitrakan masih sholât…
Adapun ketika orang-orang buruk itu berlaku zhôlim, maka rakyat disuruh untuk tetap ta'at dan mendengar, karena katanya "pemimpin itu adalah cerminan dari rakyatnya"… jadi, pemimpin yang buruk itu adalah karena rakyatnya sendiri yang buruk, sehingga rakyat lah yang harus memperbaiki diri… tidak akan memimpin gerombolan tikus seekor singa.
Adapun kalau rakyat mengkritik akan kezhôliman dan kengawuran penguasa secara terbuka, maka langsung divonis itu sebagai ghîbah… sehingga lagi-lagi rakyat yang menanggung dosa si pemimpin yang zhôlim itu karena telah mengghîbahnya…
Adapun jikalau rakyat protes, apalagi sampai turun berunjuk rasa secara damai, maka akan langsung dituduh mau bughôt, dan lekatlah gelar Khowârij – anjing Neraka… sehingga halâl darahnya ditumpahkan!
Kemudian ketika rakyat berusaha untuk mengganti pemimpin secara konstitusional, tetap saja dituduh ingin bughôt, dus Khowârij, karena telah beroposisi terhadap penguasa…
Sedangkan mencoblos selain petahana pada saat pemilu, maka itu artinya melawan penguasa sah yang masih berkuasa…
Jadi solusinya bagi GPK Kokohiyyun terhadap kezhôliman penguasa adalah: cukup tidur saja di rumah, bangun, mandi dan BAB, terus mengaji-ngaji, bubar kajian kulineran, cari nafkah, beranak-pinak, dan kalau bisa nambah bini… karena siapa yang menjadi penguasa itu sudah tertulis di Lawhul-Mahfûzh…
Demikian…
▪ IQ itu given, stupid itu pilihan.
❤ Kita berdo'a:
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
{robbanâ lâ tuzigh qulûbanâ ba‘da idz hadaitanâ wa hab lanâ mil-ladunka rohmatan innaka antal-wahhâb}
(arti) "Wahai Robb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, karena sungguh hanya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)."
Arsyad Syahrial
30 November pukul 07.25 ·
#Arsyad Syahrial
#Pendaku Salafi