Kokohiyyun: "Ya akheee, do'akan pemimpinmu itu! Kalau kamu demo, apakah pemimpinmu itu akan berubah?"
Ahlus-Sunnah: "Berubah kok!?! Bukankah dari kâfir penista agama yang bermulut kasar lagi bengis, sekarang menjadi pemimpin Muslim yang santun dan lembut, yang mengumandangkan kembali adzan di Balaikota, namun tegas menutup tempat-tempat prostitusi dan menghentikan reklamasi…"
Kokohiyyun: "Tapi demo itu sunnahnya kaum Khowârij, anjing-anjing Neraka! Ahlus-sunnah itu mendo'akan pemimpinnya."
Ahlus-Sunnah: "Siapa bilang kami ini kerjanya cuma berdemo? Kami juga mengaji, dan kami juga berdo'a kepada Allôh agar diberikan pemimpin Muslim yang baik dan adil…"
Kokohiyyun: "Tapi pemimpin itu adalah cerminan rakyatnya, kalau rakyatnya buruk, maka begitu pula keadaan pemimpinnya!"
Ahlus-Sunnah: "Jadi menurut kamu si kâfir penista agama yang bermulut busuk itu adalah cerminan rakyat Muslim di kota ini gitu…???"
Kokohiyyun: "Eh nganuuu… tapi demo bukanlah solusi, do'a itu solusinya…"
Ahlus-Sunnah: "Nah kan? Bukankah sudah dibilang tadi bahwa kami bukan cuma demo saja, kami juga mengaji, kami juga berdo'a. Sementara kalian itu cuma berdo'a-do'a saja tanpa ada bergerak atau berikhtiyar… lalu apa pemimpinmu itu berubah?"
Kokohiyyun: "Eeee… nganuuu…"
Ahlus-Sunnah: "Ternyata enggak berubah kan…?!? Sampai sekarang masih tetap tukang ngibul begitu kok…?!?"
Kokohiyyun: @fY%^dEW*&+-!%d0#
Arsyad Syahrial
8 November pukul 10.27 ·
#Arsyad Syahrial