Terlaknat Orang Yang Mengkafirkan Kedua Orang Tua Nabi SAW

Terlaknat Orang Yang Mengkafirkan Kedua Orang Tuan Nabi SAW - Kajian Medina
TERLAKNAT orang YG mengkafirkan kedua orang tua Nabi saw.

Tidak habis fikir, salah seorang dai dari sekte manhaj wahabi (kh*..id ba*...h) blm juga ruju dengan orasinya di media² dengan berpegang pd hadist dari riwayat sahih Muslim, menafsirka secara dhahir tanpa ittiba kpada tafsir para pentahqiq kitab² ulama salafus shalih....

Kita setidaknya menemukan dua hadits yg diriwayatkan di dalam Shahih Muslim terkait masalah ini. Satu hadist iriwayatkan oleh Anas bin Malik ra.

أن رجلا قال: يا رسول الله, أين أبي؟ قا : في النار. فلما قفى دعاه فقال: إن أبي وأبا ك في ا

"Salah seorang sahabat (pemuda) bertanya :"Wahai Rasulullah, di manakah kini ayahku?" Nabi menjawab, : Di neraka. Ketika orang itu berpaling untuk pergi, Nabi Muhammad memanggilnya lalu berkata, ‘Sungguh, ayahku dan ayahmu berada di dalam neraka".
(Hr Muslim).

Sementara satu lg riwayat Abu Hurairah ra :

زار النبي صلى الله عليه وسلم قبْر أمه. فبكى وأبكى من حوله. فقال: استاذنت ربي في أن استغفر لها فلم يؤذن لي واستأذنته في أن أزور قبرها فأذن لي

Nabi Muhammad saw menziarahi makam ibunya. Di sana Beliau menangis sehingga para sahabat di sekitarnya turut menangis. Rasulullah mengatakan : Kepada Allah Aku sudah meminta izin untuk memintakan ampun bagi ibuku, tetapi Allah tidak mengizinkanku. Lalu Aku meminta kepada-Nya agar Aku diizinkan menziarahi makam ibuku, alhamdulillah Dia mengizinkanku.
(Hr Muslim).

Secara harfiah pemahaman yg kita dapati dari keterangan dua hadits di atas menujukkan bahwa kedua orang tua nabi dineraka.

Para ulama menilai hadits ini telah dimansukh (direvisi) oleh riwayat Sayidatina Aisyah . Dengan demikian kedua orang tua Rasulullah terbebas sebagai penghuni neraka seperti keterangan hadits yg telah dimansukh. Salah satu ulama yg mengambil posisi ini adalah Syekh Jalaluddin As Suyuthi dalam karyanya Ad Dibaj Syarah Shahih Muslim Ibnil Hajjaj.

حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة وزهير بن حرب قالا حدثنا محمد بن عبيد عن يزيد بن كيسان عن أبي حازم عن أبي هريرة قال زار النبي صلى الله عليه و سلم قبر أمه الحديث قال النووي هذا الحديث وجد في رواية أبي العلاء بن ماهان لأهل المغرب ولم يوجد في روايات بلادنا من جهة عبد الغافر الفارسي ولكنه يوجد في أكثر الأصول في آخر كتاب الجنائز ويضبب عليه وربما كتب في الحاشية ورواه أبو داود والنسائي وابن ماجة قلت قد ذكر بن شاهين في كتاب الناسخ والمنسوخ أن هذا الحديث ونحوه منسوخ بحديث إحيائها حتى آمنت به وردها الله وذلك في حجة الوداع ولي في المسألة سبع مؤلفات

“Dari Abu Hurairah , Nabi Muhammad saw menziarahi makam ibunya dan seterusnya.....". Menurut Imam an Nawawi, ‘Hadits ini terdapat pada riwayat Abul Ala bin Mahan penduduk Maghrib, tetapi tidak terdapat pada riwayat orang² desa kami dari riwayat Abdul Ghafir al Farisi. Namun demikian hadits ini terdapat di kebanyakan ushul pada akhir Bab Jenazah dan disimpan. Tetapi terkadang ditulis di dalam catatan tambahan. Hadits ini diiwayatkan Abu Dawud, an Nasa’i, dan Ibnu Majah.’ Hemat saya jelas, Ibnu Syahin menyebutkan di dalam kitab Nasikh dan Mansukh bahwa hadits ini dan hadits yg semakna dengannya telah dimansukh oleh hadits yg menerangkan bahwa Allah menghidupkan kembali ibu Rasulullah sehingga ia beriman kepada anaknya, lalu Allah mewafatkannya kembali. Ini terjadi pada Haji Wada’. Perihal masalah ini saya telah menulis tujuh kitab".
( Abdurrahman bin Abu Bakar, Abul Fadhl, Jalaluddin as Suyuthi, Ad Dibaj Syarah Shahih Muslim Ibnil Hajjaj).

Menurut kalangan Asy ari menempatkan ahli fatrah (masa kekosongan) sebagai kalangan yg terbebas dari tuntutan tauhid karena tidak ada rasul yg membimbing mereka?.

Ulama berbeda pendapat perihal ahli fatrah. Apakah kehadiran rasul yg mana saja sekalipun Nabi Adam as yg jauh sekali dianggap cukup bahwa dakwah telah sampai (bagi masyarakat musyrik Mekkah) atau mengharuskan rasul secara khusus yg berdakwah kepada kaum tertentu? Menurut kami, yg shahih adalah pendapat kedua. Atas dasar itu, ahli fatrah selamat dari siksa neraka meskipun mereka mengubah dan mengganti keyakinan mereka, lalu menyembah berhala. Kalau ahli fatrah itu terbebas dari siksa neraka, tentu kita yakin bahwa kedua orang tua Rasulullah selamat dari neraka karena keduanya termasuk ahli fatrah. Bahkan keduanya termasuk pemeluk Islam berdasarkan riwayat yg menyebutkan bahwa Allah menghidupkan keduanya setelah Nabi Muhammad saw diangkat sebagai rasul sehingga keduanya berkesempatan mengucapkan dua kalimat syahadat. Riwayat hadits ini shahih menurut sebagian ahli hakikat". Syekh Jalaluddin As Suyuthi menulis sejumlah kitab terkait keselamatan kedua orang tua Rasulullah di akhirat. Semoga Allah membalas kebaikan Syekh Jalaluddin atas karyanya". Amin...!
(Kitab Hasyiyah al Baijuri ala Matnis Sanusiyyah).

Dalam beberapa Nash baik al Qur'an maupun Hadits di pahami oleh segelintir manusia secara tekstual saja tanpa ilmu.

Bagaimana jika seorang pendakwah (dai²) yg jelas² di ikuti ucapannya oleh jamaatnya hanya pandai membaca saja tanpa ilmu? Bisa di pastikan berakibat menimbulkan kesalahan bahkan kesesatan. Dengan jorgan kembali kepada al Qur'an dan as Sunnah justru membuat terhenyak kaum muslimin dengan statmentnya dalam sebuah dauroh (bc ; majelis)- nya, yg justru menabrak pemahaman dan pemikiran para Ulama menyebut orang tua Nabi saw di neraka dgan berbekal pemahan hadist secara literalis / tekstual .

Allah berfirman :

إن الذين يؤذون الله ورسوله لعنهم ٱلله فى الدنيا والأخرة وأعد لهم عذابا مهين

"Sesungguhnya orang² yg menyakiti Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah akan melaknat mereka di dunia dan akherat dan menyiapkan bagi mereka itu adzab yg menghinakan”.
(Qs al Ahzab 57).

Dalam sebuah hadist Ahad Imam Ibnu Mundzir (242 H) seorang mutjahid madzhab safe'i yg dikuatkan oleh at Thabrani & Baihaqi meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa seseorang berkata pada Rasulullah :

"Engkau anak dari kayu bakar api neraka".

Maka berdirilah Rasulullah dalam keadaan marah, kemudian berkata :

"BAGAIMANA KEADAAN KAUM YG MENYAKITI AKU DALAM HAL KERABATKU, DAN BARANGSIAPA MENYAKITI AKU MAKA SESUNGGUHNYA DIA MENYAKITI ALLAH.

Imam Ibnu Hajar Asqolani dalam kitabnya “Ad Durarur Kaaminah" menceritakan :

"Suatu hari ada sekelompok orang dari kalangan pembesar Nashrani menghadiri sebuah perayaan seorang pemimpin Mongol yg murtad".
Pada perayaan itu ada seorang pendeta menghina Nabi saw, sedangkan di sana ada seekor anjing pemburu yang terikat.
Maka saat si penyembah salib yang dengki ini mulai mencela Nabi anjing tersebut menggonggong denan keras kemudian menerkam si Nashrani itu setta mencakar wajahnya.
Maka orang² yg melihatnya terkejut dan segera berusaha menyelamatkannya.
Sebagian yg hadir berkata:
"Itu diakibatkan hinaanmu kepada Muhammad"
" Tidak, Anjing ini hanya spontanitas karena melihat isyarat tanganku dan disangkanya aku ingin memukulnya."
Si Nashrani ini mengulang kembali celaannya terhadap Nabi saw dengan perkataannya yg sangat keji dan ketika si anjing pun berhasil lepas dari ikatannya langsung saja menyambar leher dan merobek hinga bagian dadanya yg paling atas si murtad dan orang itu mati seketika.
Karena kejadian ini, ada sekitar 40.000 orang Mongol masuk Islam.
Lantas bagaimana dengan yg mengaku umat Rasulullah tapi menyakiti hati Rosullulah.

Imam Ibnu mundzir berkata :
"Para ulama telah berijma’ bahwa orang yg mencaci maki Nabi saw harus dibunuh. Di antara yg berpendapat demikian adalah imam Malik, Ahmad dan Ishaq bin Rahawaih. Hal itu juga menjadi pendapat imam Syafi’i dalam al Jami’ li Ahkamil Qur’an.

Sedangkan kesucian perpindahan nur Muhammad dari sulbi para nabi diabadikan dalam alquran :
الذي يراك حين تقوم وتقلبك فى الساجدين
(As syu'ra 218).

"Dia yang memperhatikan engkau ketika berdiri, dan perpindahanmu di antara orang
orang yang (biasa) sujud”.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwa yg dimaksud dengan perpindahanmu di antara orang² yg sujud’ yaitu berpindah-pindahnya nur Muhammad saw dari sulbi seorang nabi ke sulbi nabi yg lainnya (orang" terpilih), seperti Adam, Syits, Nuh, Ibrahim, Ismail, dan hal ini tiada syak dan tiada diragukan lagi.

اللهم صل علـى سيد نا محمد وعلى أل سيدنا محمد وعلی أهل بیته

“Y Alloh, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad saw, dan kepada keluarga junjungan kami Nabi Muhammad saw, dan kepada ahli keluarganya."
Wallohu a'lam.

Musa Muhammad
9 September pukul 19.01 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.