Sebagian salaf, saat diinginkan untuk menduduki jabatan qadhi di sisi penguasa, lalu mereka enggan menerimanya, mereka berkata :
إنما تعلمت العلم لأحشر به مع الأنبياء لا مع الملوك. فإنما العلماء يحشرون مع الأنبياء، و القضاة يحشرون مع الملوك. ولا بد للمؤمن من صبر قليل حتى يصل به إلى راحة طويلة. فإن جزع و لم يصبر فهو كما قال ابن المبارك : من صبر فما أقل ما يصبر. ومن جزع فما أقل ما يتمتع
(بيان فضل علم السلف على علم الخلف : ١٠)
"Aku belajar ilmu hanya untuk dikumpulkan dengan para nabi, bukan dengan para raja. Karena para ulama hanya akan dikumpulkan dengan para nabi. Sedang para qadhi, dikumpulkan dengan para raja. Wajib bagi seorang mukmin untuk sedikit sabar, sehingga sampai kepada peristirahatan yang panjang (kematian). Jika mengeluh dan tidak sabar, maka dia sebagaimana yang dinyatakan oleh Ibnul Mubarak : (Wahai) seorang yang bersabar, betapa sedikitnya perkara yang harus disabari !? (Wahai) seorang yang berkeluh kesah, betapa sedikitnya sesuatu yang bisa dinikmati !?"
(Bayan Fadhli Ilmi Salaf : 10)
Maaf, saya pribadi kurang sreg jika ada ulama yang masuk politik. Karena kedudukannya sebagai ulama, itu kedudukan yang sangat mulia, bahkan paling mulia. Jika masuk politik, berarti dia telah merendahkan dirinya sendiri. Memang benar, ada kemungkinan untuk "ulama mengendalikan politik, sehingga politik tidak mengendalikan ulama". Tapi, prosentase ke arah itu sangat tipis, mungkin cuma 10 %. Sedang 90 %sisanya, berisi resiko-resiko besar yang bisa mengancam agama, akhlak, dan kehormatan. Akankah kita mengorbankan 90 % hanya untuk menggapai 10 % ?
Nabi -shallallahu alaihi wa sallam- bersabda :
من أتى أبواب سلطان أفتتن
"Siapa yang masuk pintu penguasa, maka dia akan terfitnah." (Hadits Shahih).
Ketahuilah !Jika ada pihak yang ingin menggandeng ulama dalam politik, sangat besar kemungkinan dia hanya memperalat ulama tersebut untuk mendongkrak popularitasnya serta memperbanyak dukungan untuknya. Bukan untuk mengambil ulama sebagai "pembimbing" dirinya. Karena saat itu, bukan "bimbingan" yang dia butuhkan, tapi popularitas dan dukungan untuk "mengalahkan" lawan politiknya.
Saya sangat tidak tega jika harus menyaksikan seorang ulama yang akhirnya menjadi bulan-bulanan dalam panggung politik. Dibully, dicaci, dihinakan dan mungkin dibongkar aib-aibnya. Umat lebih membutuhkan ulama yang berkiprah dalam panggung dakwah daripada ulama yang masuk politik.
Ya Allah ! Berikan taufiq dan hidayah-Mu kepada kami agar kami istiqamah untuk menjadi ulama dan da'i di jalan-Mu sampai akhir hayat kami. Inilah pilihan hidup kami. Amin...
Abdullah Al-Jirani
[Pembina dan pengajar di Lembaga Dakwah dan Bimbingan Islam "AL-HIKMAH" Solo - Indonesia]
>>>
Note :
Ini hanyalah pandangan saya secara pribadi. Tidak mewakili siapapun dan partai manapun. Karena saya tidak berafiliasi kepada partai atau organisasi tertentu. Boleh bagi yang lain untuk tidak sepakat dengan apa yang saya sampaikan. Barakallahu fiikum.
Abdullah Al Jirani
16 Agustus pukul 06.00 ·
#Abdullah Al Jirani