Apakah Allah Punya Lidah?

Apakah Allah Punya Lidah?
Apakah Allah punya lidah?

Oleh: Abdul Wahab Ahmad

Tak ada satu pun ayat atau hadis sahih yang menyebutkan bahwa Allah punya lidah atau lisan. Karena itulah, maka tak ada satu pun Ahlussunnah wal Jama'ah (Asy'ariyah-Maturidiyah) yang menetapkan hal yang satu ini bagi Allah. Semua sepakat bahwa Allah ber-kalam, tapi dengan catatan tegas bahwa Kalamullah tanpa organ jisim. Mau lidah kek, mau pita suara kek, mau apapun namanya, semua mustahil bagi Allah. Ayat dan hadis hanya mengatakan sifat kalam, ya sifat itu saja yang ditetapkan lalu diam jangan menambahi apapun!. Ini prinsip Ahlussunnah.

Tetapi lain cerita bagi para Hasyawiyah yang selalu protes kalau mendengar Ahlussunnah menafikan sifat Jismiyah dari Dzat Allah. Mereka suka berimprovisasi tentang Dzat Allah dan menetapkan organ bagi Allah, bahkan organ yang tak ada ayat atau hadisnya, seperti lidah misalnya.

Syaikh Ibnu Utsaimin berkata:

لا يجوز أن نثبت لله لسان ولا أن ننفيه عنه لأنه لا علم لنا بذلك (كتاب اللقاء الشهري رقم 3، ص 47، دار الوطن ـ الرياض)
"Tak boleh menetapkan lidah bagi Allah dan TAK BOLEH MENAFIKANNYA sebab kita tak tahu soal itu". (Liqa' Syahri)

Jadi, beliau melarang menetapkannya, tapi anehnya juga melarang menafikannya. Ini berarti dia tak menganggap organ tubuh yang namanya lidah ini sebagai suatu hal yang mustahil bagi Allah.

Lalu....... semuanya kompak berkata "Kami menyifati Allah sesuai dengan Allah menyifati dirinya sendiri" dan tentu saja "Kami mengikuti Salaf". Dunia memang aneh.

Kalau logika Syaikh Utsaimin itu diterusin, bisa panjang daftar anggota tubuh yang tak boleh dinafikan dari Allah. Apakah Allah punya otak? Apakah punya otot? dan seterusnya. Semuanya harus dijawab "jangan ditetapkan tapi jangan dinafikan". Kacau bener jawaban ini sebab tak memustahilkan sifat jismiyah.

Apakah Allah Punya Lidah?


Semoga bermanfaat.

Abdul Wahab Ahmad
30 Agustus pukul 23.14 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.