Zhahiriyyah

Zhahiriyyah
ZHAHIRIYYAH

Zhahiri adalah Mazhab yang banyak mengeluarkan pendapat yang asing atau nyeleneh. Mazhab yang terlalu tekstual. Hingga akhirnya Mazhab ini banyak menyelisihi jumhur ulama seperti Mazhab yang empat (Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hambali). Mazhab ini pun tidak memiliki banyak pengikut bahkan sudah tenggelam cukup lama.

Pendapat-pendapat Mazhab Zhahiri seperti Ibnu Hazm tidak dimasukkan oleh Imam Nawawi dalam kitabnya Al-Majmū'. Bahkan Ibnu Katsir rahimahullāh pernah bermimpi dan menanyakan hal itu kepada Imam Nawawi. Maka, Imam Nawawi menjawab kurang lebihnya karena beliau tidak menyukainya.

Lalu Ibnu Katsir mengomentari dengan bersuara keras dengan nada membenarkan bahwa pendapat-pendapat Ibnu Hazm itu memang kontradiktif baik dalam ushul maupun furu’. Lalu Ibnu Katsir bertanya kepada An-Nawawi sambil menunjuk ke sebuah area hijau berpohon tapi pohonnya lebih buruk daripada kurma yang tidak bisa dimanfaatkan untuk tempat menggembala maupun dijadikan ladang. Kata Ibnu Katsir, “Apakah tanah ini yang ditanami Ibnu Hazm?” An-Nawawi menjawab, “Lihatlah, apakah engkau melihat ada pohon berbuah atau sesuatu yang bisa dimanfaatkan?” Ibnu Katsir menjawab, “Tempat itu hanya layak untuk duduk-duduk di bawah siraman cahaya rembulan”. Dalam mimpi ini Ibnu Katsir merasa Ibnu Hazm menyaksikan percakapan itu, tetapi beliau diam dan tidak berkata sepatah katapun. [Al-Bidāyah wa An-Nihāyah, 14/291]

Pada zaman ini, kita melihat sebagian orang yang memiliki kemiripan dengan Mazhab ini. Ia banyak menyelisihi jumhur ulama mazhab. Tak heran karena ia pun anti mazhab. Ia menyangka seakan sedang memakai pakaian bagus, tapi ia kurang menyadari ternyata ia sedang memakai pakaian yang rapuh bahkan terkadang aneh. Terkadang berdialog dengan orang yang tekstual sekali itu sama sulitnya ketika berdialog dengan robot. Karena seakan ia telah diprogram untuk mengulang kata-kata serupa. Padahal sumber hukum Islam bukan hanya Al-Qur'ān dan Sunnah saja, tapi juga Ijmā', dan qiyas. Maka, ikutlah para imam salaf seperti imam yang empat yang dikenal lurus dalam memahami agama ini sejak dulu kala. Berhati-hatilah dari memahami agama ini dengan sendirinya atau tak ada salafnya. Sebagaimana Ibnu 'Uyainah rahimahullāh menyatakan bahwa hadits itu bisa menyesatkan kecuali bagi fuqoha.

Robi Maulana Saifullah 

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.