Apa yang baru kita ketahui itu sedikit, bahkan sedikit sekali. Kita ini tingkatannya pun tidak jelas. Sebagian ada yang berupaya untuk tidak ingin dipanggil muqollid. Bahkan rasanya untuk dipanggil muqollid pun tak pantas. Karena kita pun terkadang malas untuk mengikuti kebaikan dalam agama. Belajar malas, membaca malas, mengaji malas, baca Qur'an malas, belajar bahasa Arab malas, apalagi untuk mengkajinya lebih dalam lagi.
Dengan keterbatasan ilmu kita dan kesungguhan kita yang lemah, lalu kita sibuk berdebat mempertentangkan agama ini. Padahal jika kita menyadari tingkatan kita dan kebodohan kita, maka sudah jalani saja apa yang meyakinkan untuk kita. Jalani saja ajaran yang dapat makin mendekatkan diri kepada Allāh. Bukan mempertentangkan agama ini kepada orang-orang hingga akhirnya hati ini menjadi keras dan permusuhan makin berkobar.
Betapa luasnya ilmu Allāh. Bahkan dalam masalah ruh saja kita tak banyak tahu. Allāh Ta'ālā berfirman:
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ ۖ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا.
"Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit." [QS. Al-Isrā': 85]
Sadarlah pengetahuan kita masih amat sedikit. Jangan menjadi orang yang pongah. Jangan merasa seolah telah menjadi representasi Islam seluruhnya. Jangan merasa telah menjadi duta salafush shalih seluruhnya. Terus belajar dan mintalah tambahan ilmu kepada Allāh. Karena hanya Dia-lah yang memberikan ilmu kepada kita.
Allāh Ta'ālā berfirman:
قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ.
Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." [QS. Al-Baqarah: 32]
Hal yang paling penting adalah, ke mana ilmu yang telah kita ketahui telah menghantarkan kita? Apakah kita makin dapat memperbaiki hubungan dengan Allāh (hablumminallāh)? Apakah kita makin bisa memperbaiki hubungan dengan sesama manusia (hablumminannās)?
Robi Maulana Saifullah
23 Juni pukul 16.31 ·
#Robi Maulana Saifullah