Walau demikian, tetap saja anda harus bersikap bijak.
Pilihlah calon yang paling minim alias paling kecil permusuhannya kepada ummat Islam, dan bisa jadi paling mungkin untuk membuka pintu keuntungan bagi ummat Islam.
Apalagi bila calonnya sama sama muslim, namun fasik atau ahli bid'ah, maka juga demikian, pilihlah yang paling mungkin untuk memberi keuntungan bagi ummat islam.
Dahulu sebagian sahabat saja diperintahkan untuk berhijrah ke Etiopia, walaupun kala itu Etiopia adalah negri kafir dan dipimpin oleh Raja Kafir.
Walau sama sama kafir tapi beda sikap dan kebijakannya. Di Etiopia ada kebebasan bagi seluruh rakyatnya, sedang di Mekkah ummat Islam ditindas.
Eh, saat sekarang saja pemimpin negri kita muslim, walau demikian ada dari sebagian kita yang memilih untuk tinggal di negri kafir, hanya karena di sana dia bisa mendapat dunia yang lebih layak dibanding di negri sendiri, seakan ada kesan anda berkeyakinan " walau kafir asal menguntungkan, bahkan lebih besar keuntungannya, dibanding muslim namun penghasilan kecil." Semoga keyakinan sesat seperti ini tidak ada pada diri anda.
Kalau anda berkata saya bisa menjaga agama dan bahkan bisa bebas bedakwah, maka alasan serupalah yang hendak diwujudkan oleh saudara saudaramu yang memilih menggunakan hak suaranya.
Semoga bisa dipahami dengan baik, dari sisi yang baik, dan dipraktekkan dengan baik pula.
Dr Muhammad Arifin Badri
27 Juni pukul 06.38 ·
Sumber : https://www.facebook.com/DrMuhammadArifinBadri/
27 Juni pukul 06.38 ·
Sumber : https://www.facebook.com/DrMuhammadArifinBadri/
#Dr Muhammad Arifin Badri