Fenomena yang terjadi di kalangan anak-anak ngaji adalah ikut siapa yang menang. Iya, siapa yang lagi viral, terkenal, dii dolakan itulah yang diikuti. Sehingga selalu berubah-ubah tergantung situasi dan kondisi.
Kemarin ikut Ustadz “X” karena ia lagi menang. Sekarang meninggalkan Ustadz “X” karena ia kalah dan berpindah ke Ustadz “Y” karena sekarang ia yang menang.
Kesimpulannya bukan mengikuti kebenaran berdasarkan ilmu, tapi ikut yang ramai dan lagi heboh karena banyak teman dan jama’ah.
Jika Anda termasuk yang seperti itu waspadalah !
Kebenaran tetaplah kebenaran walau tanpa pengikut dan kebatilan tetaplah kebatilan walau banyak pengikut.
Kebenaran itu adalah mengikuti wahyu Allah dengan bimbingan para Ulama Rabbani.
Kebenaran itu adalah Anda semakin dekat dengan Allah, semakin bersih hati, semakin mulia akhlak, semakin sopan tutur kata, semakin semangat berbuat kebaikan demi bekal bertemu Allah dan memandang WajahNya di Jannah Firdaus.
Carilah ilmu dengan tujuan untuk memperbaiki diri agar lebih dekat kepada Allah sebagai bekal bertemu Allah.
Jangan ikut-ikutan menghujat ulama dan da’i karena ilmu itu luas ibarat lautan yang tidak bertepi dan banyak yang belum Anda ketahui.
Fokus saja mencari ridha Allah dan JannahNya, bukan menambah dosa. Dunia ini sementara dan sekarang adalah zaman fitnah serta penggiringan opini.
Nasehat indah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu;
ارْتَحَلَتْ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً وَارْتَحَلَتْ الْآخِرَةُ مُقْبِلَةً، وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُونَ، فَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الْآخِرَةِ وَلَا تَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا؛ فَإِنَّ الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلَا حِسَابَ، وَغَدًا حِسَابٌ وَلَا عَمَل
“Dunia pergi meninggalkan kita dan akhirat datang menghampiri kita. Masing-masing (dunia dan akhirat) memiliki anak-anak. Jadilah kalian anak-anak akhirat dan janganlah menjadi anak-anak dunia. Hari ini adalah waktu beramal tanpa ada hisab (perhitungan), dan kelak ada hisab (perhitungan) tanpa ada kesempatan untuk beramal”. (Riwayat Imam Al-Bukhari).
Anak-anak akhirat fokus membersihkan hati sehingga mencapai tingkatan qalbun salim agar bisa sampai kepada Allah.
Allah berfirman;
يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ
إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“Pada hari kiamat harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,
kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih (Qalbun Salim)”.
[Al-Qur’an, surat 26 Asy-Syu’ara, ayat 88-89]
Dunia ini sementara dan sebentar sekali. Kerugian yang sebenarnya itu adalah kita habiskan waktu, energi, materi dan semua aktifitas kita hanya untuk mencari keridhaan manusia !
Kita tidak mempunyai waktu cukup untuk menjelaskan semuanya kepada semuanya. Cukuplah kita jujur dan benar, kemudian fokus kepada yang bermanfaat dan menjadi bekal akhirat !
Siapa saja yg terjun melayani umat harus siap bersedekah merelakan dirinya dicaci maki, difitnah dan dihina walau sudah berbuat yg terbaik.
Setiap muncul rasa malas untuk berbuat kebajikan, katakanlah dalam diri Anda mungkin amal inilah yang akan menjadikanku mendapat rahmat Allah sehingga layak masuk surga.
Hidup berarti menulis buku catatan. Allah berfirman;
اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَىٰ بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا
“Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu”.
[Al-Qur’an, surat 17 Al-Israa, ayat 14]
Setiap orang akan menjadi buku cerita setelah mati. Maka tuliskan dan tinggalkan sebuah cerita yang bagus agar memberikan hiburan dan inspirasi indah bagi para ahli waris dan pembacanya.
Semoga bermanfaat.
Malang, Kamis 17 Sya’ban 1439 / 03 Mei 2018
Akhukum Fillah
Abdullah Sholeh Hadrami
Sumber : http://www.hatibening.com/2018/05/siapa-yang-harus-aku-ikuti/
#Ustadz Abdullah Sholeh Hadrami