Kisah kekuasaan Hajjaj dan kemuliaan Hasan Al Basri
Dikisahkan oleh syeikh Dr. Abdullah Al-Askar hafidzohullah bahwa diriwayatkan suatu waktu Hajjaj membangun istana dan dihiasi dengan perhiasan yang luar biasa, serta mengundang penyair, pejabat dan warga masyarakatnya untuk datang memuji2nya
Sehingga Hasan Al Basri pun merasa tidak nyaman dengan yang dilakukan oleh kholifah saat itu
Dan kemudian berkata " sungguh aku pernah mendengar apa yang ia miliki telah dimiliki oleh manusia paling khobits (buruk -dan durhaka) diatas muka bumi ini, dan membangun lebih besar dari bangunanmu, dan mengundang orang-orang yang lebih mulia dari yang engkau undang, kemudian Allah binasakan ia beserta siapa saja yang bersamanya (Fir'aun)
Seandainya Hajjaj dapat berpikir menggunakan akalnya bahwa penduduk langit telah murka dengan sikapnya dan penduduk bumi telah tertipu dengan kemewahannya
Kemudian orang yang ada di dekat hasan Al-Bashri ketakutan akan ucapan Hasan Al Basri dan mengatakan cukuplah dengan ucapanmu ini
Kemudian Hasan Al Basri mengatakan
لقد اخذ الله الميثاق على اهل العلم ليبينن للناس و لا يكتمونه
Allah telah mengambil perjanjian dengan para ahli ilmu untuk menjelaskan ilmu kepada manusia dan tidak menutupinya
Setelah beberapa hari Hajjaj ternyata mendengar ucapan Hasan Basri, dan ia marah besar sambil mengatakan kepada para bawahan demi Allah telah ada orang yang menghinakan diriku dari kalangan budak Bashroh dan kalian semua diam saja? Demi Allah wahai kalian para pengecut akan aku sembelih ia dan akan minumkan darahnya pada kalian semuanya.
Kemudian ia memerintahkan penjaganya untuk mendatangkan Hasan Al Basri, dan disiapkan untuknya tempat datar untuk menyembelihnya, beserta tukang penggal kepala dengan pedang yang luar biasa tajamnnya.
Kemudian Hasan Basri pun masuk menemui Hajjaj yang sedang marah besar ini, setelah melihat Hasan Al Basri makan amarahnya yang luar biasa ini menjadi tenang, kemudian Hajjaj pun menunduk kepalanya sambil berkata duduk di sini wahai aba said, duduk di sini wahai aba Sa'id...
Kemudian Hajjaj pun sambil menunduk menanyakan tentang permasalahan fiqh, seakan memang itu tujuannya Hasan dipanggil ke istana, kemudian Hajjaj minta diambilkan minyak wangi yang terbaik dan mengusapkan pada Jenggot Hasan Al Basri.
Setelah Hajjaj memuliakan Hasan Al Basri maka ia mengatakan wahai engkau aba Sa'id adalah rajanya para ulama, kemudian Hasan pun keluar dengan keadaan dimuliakan, disanjung dan di puji oleh Hajjaj.
Ketika telah menjauh dari Hajjaj maka Hasan pun ditanya oleh para penjaga raja, wahai aba Sa'id sungguh aku melihat engkau dipanggil bukan untuk dilakukan hal seperti ini, dan aku melihat ketika engkau masuk ke tempat Hajjaj engkau menggerakkan bibirmu seakan-akan mengucapkan sesuatu
Maka Hasan pun yang hatinya luar biasa tawakal kepada Allah (walaa uzakki A'lallah ahadan) mengetahui bahwa kekuatan Allah jauh lebih besar dari kekuatan siapapun berkata yang artinya :
Yaa Allah jadikan emosinya dingin dan menyelamatkan diriku, sebagaimana engkau menjadikan api dingin dan menyelamatkan Ibrahim
----------selesai nukilan---------
Sungguh ketika kita bertawakal kepada Allah dengan tawakal yang benar maka apa yang kita inginkan akan terjadi
Dan dari kisah ini pula kita ketahui sungguh di zaman dahulu Ulama benar2 di takuti, benar2 dimuliakan, benar2 di jaga kehormatannya dan benar2 di segani opeh penguasa...... Tapi zaman sekarang?
Mana keistimewaan itu? Kenapa anda mau dihinakan oleh penguasa sedangkan anda adalah orang yang dimuliakan oleh Allah dengan sebab iman dan ilmu anda?
Ingat Carilah pemimpin yang bisa memuliakan ulama
Aboud Basyarahil
14 April pukul 14.09 ·
#Aboud Basyarahil