Banyak orang menyangka bahwa kalau kita semakin mendalami agama Islam, maka akan agama Islam akan jadi makin sempit dan kitanya bakalan jadi fanatik tingkat tinggi.
Ternyata sangkaan macam itu keliru total. Justru semakin mendalami ilmu-ilmu keislaman, kita akan menghirup udara bebas karena ternyata Islam itu amat luas.
Alih-alih jadi fanatik dan dikit-dikit bilang haram, justru kita akan semakin bijak lantaran wawasan kita jadi semakin melebar dan bukan semakin menyempit.
Contoh sederhana saja, dulu waktu belum belajar fiqih perbandingan mazhab, saya mudah sekali menyalah-nyalahkan pendapat orang. Plus makian khas pasar hewan, yang kalau saya diingat-ingat sekarang ini, jadi merasa berdosa sekali.
Untung saya kuliah perbandingan mazhab. Wah, ternyaya fiqih itu luas sekali. Ada begitu banyak pendapat ulama dalam setiap masalah fiqih.
Dan hebatnya, semuanya pakai dalil yang amat kokoh. Setiap kali kita dalami dalil mereka, maka kita seperri hanyut dan pasti tidak bisa menampik kekuatan dalil yang mereka gunakan.
Tidak itu dalil milik mazhab Hanafi, Maliki, Syaf'i atau Hambali, semuanya kelas profesional punya. Amat kokoh dan tak tergoyahkan.
Maka yang muncul hanyalah decak kagum. Gila cing, mantab banget dalil masing-masing mereka itu.
Tak sampai hati rasanya menuduh pendapat ini marjuh, tidak shahih dan segala tuduhan aneh laonnya. Yang ada justru kekaguman yang luar biasa. Semua baik dan semua bagus. Tidak ada yang bodoh, salah apalagi keliru.
Ibarat nonton pertandingan sepak bola profesional. Semua sportif dgn teknik kelas dewa. Kalah menang hal biasa, tapi yang jelas semua bahagia.
Jauh berbeda dengan nonton bola kelas tarkam. Cuma berisik penonton doang, tapi kualitasnya pas-pasan. Ujung-ujingnya jadi tawuran antar suporter, terus jadi kerusuhan. Memang dasar kualitas kampungan.
Semua ulama mazhab itu adalah para mujtahid, yang ilmunya sudah kelas dewa semua. Semua kita hormati, perbedaan itu sah-sah saja. Tidak perlu keki apalagi risi.
Semakin dalam kita menyelami ilmu agama, semakin luas wawasan kita. Tak ada yang harus jadi musuh.
Sebaliknya, kalau kita rada kurang ilmu, maka kita berpotensi jadi orang fanatik yang nggak jelas lagunya. Lihat orang lain kok beda pendapatnya dikit, rasanya pengen cabut golok melulu. Darah gampang naik. Kesenggol dikit langsung bacok. Urusan belakangan.
Dimana-mana jadi berasa punya banyak musuh. Si anu salah, si ini fasik, si fulan sesat, siapa lagi kafir. Semua orang jadi salah dalam pandangan orang yang ilmunya pas-pasan.
Maklumlah, ilmunya agak tekor. Kelasnya sepak bola kampung.
Ahmad Sarwat, Lc.MA
Ahmad Sarwat
15 jam ·
#Ahmad Sarwat