Penyakit Para Da'i

Penyakit Para Da'i - Kajian Medina
PENYAKIT PARA DA'I || Obatnya kembali belajar.

Oleh : Faruq Sinambela (Seorang Santri)

Penyakit para dai yang baru netas itu seringnya merasa cukup dengan ilmu yang dia dapatkan,dengan bekal ilmu yang dia dapatkan dari Tadriibud Duat (Pelatihan-pelatihan dai) yang diadakan dmasjid-masjid dia bergerak cepat berdakwah dimasjid-masjid,menyambut semua undangan ceramah,agaknya jika ada undangan ngisi ceramah di ujung dunia pun mungkin didatangi,ya biasa lagi semangat-semangatnya,tapi itu bagus,sebab seorang dai harus bersemangat dan bersinergi.

Tahun demi tahun berlalu,masyarakatpun mulai memanggilnya dengan sebutan "Ustadz",ketika jam terbangnya lebih padat dibanding jam terbang guru-gurunya dia merasa seperti diatas angin,bermodal buku-buku terjemah atau arab yg dibeli dari toko buku serta bantuan fadhilatus syaikh mbah Google dia merasa gak butuh lagi menghadiri kajian ustadz-ustadznya yg dulu melatihnya menjadi seorang dai,tidak perlu lagi mendengar arahan ustadznya,dan yang lebih parah itu dan ini terjadi menganggap remeh ucapan serta arahan gurunya dan bahkan malu menisbatkan suatu faedah ilmu yang dia dapatkan dari gurunya,dalam ceramahnya malu berkata : Ada faedah dari ustadz saya (fulan) begini dan begini.

Ini penyakit,tidak selayaknya hal itu terjadi.

Saya mengenal banyak dai-dai muda dinegri yaman,sekitar 6 tahun yang lalu kita bersama-sama mendatangi pintu-pintu rumah para masyayikh untuk memahami 1 atau 2 matan ilm,dari matan-matan ilmu nahwu shorof,ilmu hadits,ilmu fiqh,tafsir,matan aqidah serta ilmu yang lain.

Hari pun berganti menjadi tahun,2 tahun pertama sebahagian kita sudah mulai diutus ke masjid-masjid untuk berdakwah menyampaikan apa yg selama ini dipelajari,ada yang sehari ngisi ceramah sekali,ada pula yg dianugrahi bakat publik speaking diundang ngisi ceramah dimana-mana,bahkan dia harus pindah dari 1 masjid kemasjid yang berjauhan dihari yg sama,subhanallah dakwah itu memang butuh perjuangan.

Namun uniknya kawan-kawan para dai yang sudah memiliki ilmu tinggi ini masih terus semangat mengajak kami mendatangi pintu-pintu rumah para masyayikh serta masih istiqomah menghadiri majlis ilmu guru-guru kami yang diadakan dimasjid,begitulah mestinya sifat penuntut ilmu tidak merasa puas dengan apa yang dia dapat.

Saya punya guru yang sangat orator,mutqin bab fiqh dan aqidah sering diundang ceramah kemana-mana, tapi tidak menghalanginya untuk terus mendatangi dan menimba ilmu dari gurunya yg pertama.

Ketika kita menghadiri majlis ilmu guru kami,ada dari kami yg berkata :

"Ceramah beliau ini (maksudnya guru kami) udah 5 kali saya dengar,tapi tidak membuat saya bosen,karena setiap saya hadir pasti ada 1 atau 2 faedah baru yang saya dapatkan,faedah yang mengajarkan saya makna hidup yang sesungguhnya".

Eyyy Wallahh,Walaupun kita sudah sering mendengar pengulangan isi ceramah ustadz/guru kita pasti akan didapatkan faedah baru dari pengulangan itu,kalaupun kita gak mendapat faedah baru seenggaknya kita dapat barokah majlis.

Saudaraku para dai muda,jangan merasa puas dengan apa yang engkau dapatkan sekarang,kalau hanya baru mampu menyampaikan materi ringan seperti :

Bab ikhlas,bab sabar,bab tawakkal,Bab qona'ah atau kisah-kisah nabi,kisah dajjal,imam mahdi,dll

Maka ketahuilah bahwa kita itu baru belajar sampul ilmu,sebab anak kelas 3 smp dipesantren pun mampu menyampaikan bab itu,jd gak ada yg harus dibanggakan.

Jadilah generasi 'alim robbaniy yaitu generasi yang suka mengajarkan ilmu serta terus mw belajar

Allah Azza Wajalla berfirman mensifati generasi 'Alim Robbaniy :

وَلَٰكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ

"....tetapi (dia berkata), “Jadilah kamu pengabdi-pengabdi kepada Allah,karena kamu mengajarkan kitab dan karena kamu terus mempelajarinya !” (Q.S Ali Imron : 79)

Ya,seorang yang 'Alim robbaniy itu adalah mereka yang suka mengajarkan ilmu lalu tidak malu untuk terus belajar.

Lanjutkan pelajaranmu dengan gurumu,jangan diputus,hadiri majlis-majlis ilmu gurumu tanpa harus malu,bila perlu datangi gurumu lalu minta padanya untuk mengajarkanmu matan-matan ilmu yang belum kamu fahami,yang dulu sempat belajar ilmu shorof dan nahwu lanjutkan,yang sempat belajar ilmu fiqh dan aqidah lanjutkan,dengan begitu engkau akan tumbuh kokoh menjadi seorang dai yg 'Alim robbaniy.

Semoga coretan ini bisa menjadi nasehat bagi diri saya dan saudaraku para dai,kita terus bermohon kepada Allah Azza Wajalla diberikan kesabaran,tambahkan ilmu pada kita serta ketawadhuan.

JAZAKUMULLAH KHOIRON WA BARAKALLAHU FIIKUM.

Kamis,09 Jumada II 1440 H,TAREEM,HADHROMAUT, BUMI YAMAN


Faruq Sinambela
1 jam ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.