Oleh : Faruq Sinambela (Santri Tarem)
Imam An-nawawiy menyebutkan didalam "AL-MAJMU' dalam masalah ini terdapat 7 pendapat,namun saya (Faruq Sinambela) akan menyebutkan 3 pendapat yang paling masyhur diantara pendapat-pendapat yang ada :
PENDAPAT PERTAMA : Menyentuh wanita yang bukan mahrom MEMBATALKAN WUDHU',baik menyentuhnya dengan syahwat atau tidak,ini adalah pendapat umar bin khottob, ibnu mas'ud, ibnu umar, zaid bin aslam,mak huul,asy-sya'biy,an-nakho'i,atho' bin As-saa ib,zuhriy serta segenap ulama tabi'in yang lain, dan ini juga merupakan pendapat mu'tamad *"MADZHAB SYAFI'IY"*,(Al-Majmu',Imam An-Nawawiy,Jilid I,Hal : 485,cet : Maktabah Al-'Ashriyyah)
Pendapat ini sangat masyhur di indonesia,dalil yang mereka gunakan adalah firman Allah :
أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ
"atau kamu telah menyentuh perempuan" (Q.S An-Nisa : 43)
Ulama Syafiiyyah berpatokan pada tafsir ibnu mas'ud dari ibnul mutsanna :
حدثنا محمد بن المثنى قال، حدثنا محمد بن جعفر قال، حدثنا شعبة، عن مخارق، عن طارق بن شهاب، عن عبد الله أنه قال، شيئًا هذا معناه: الملامسة ما دون الجماع.
Telah menceritakan kepada kami muhammad ibnul mutsanna,telah menceritakan kepada kami muhammad bin ja'far,telah menceritakan kepada kami syu'bah dari makhooriq dari thoriq bin syihab dari Abdullah (ibnu mas'ud) bahwasanya beliau menafsirkan ayat itu yang maknanya : Menyentuh tanpa jima' (Tarsir Ath-Thobariy dari surat annisa : 43)
Imam nawawiy berkata :
مذهبنا أن التقاء بشرتي الأجنبي الأجنبية ينقض سواء أكان بشهوة وبقصد أم لا
"Madzhab kami : Bahwa bersentuhannya 2 kulit lelaki dan perempuan (yg bukan mahrom) itu membatalkan wudhu baik dengan syahwat atau tidak,baik dengan sengaja atau tidak (Al-Majmu',Imam An-Nawawiy,Jilid I,Hal : 485,cet : Maktabah Al-'Ashriyyah)
PENDAPAT KEDUA : Menyentuh wanita yang bukan mahrom itu membatalkan wudhu' jika dengan syahwat, karena menyentuh dengan syahwat itu adalah Madzonnatu Khuruujul Madziy (Dugaan keluarnya madzi),pendapat ini diriwayatkan dari Al-hakam,hammad,malik,Al-Laits,Ishaq dan satu riwayat dari Asy-Sya'biy,An-nakho'iy,Robii'ah dan At-Tsauriy,dan satu riwayat dari madzhab imam Ahmad (Al-Majmu',Imam An-Nawawiy,Jilid I,Hal : 485-486,cet : Maktabah Al-'Ashriyyah)
Adapun untuk Tafsir surat Annisa : 43,Mereka berpatokan pada riwayat ibnu humaid :
حدثنا ابن حميد قال، حدثنا يحيى بن واضح قال، حدثنا مُحِلّ بن محرز، عن إبراهيم قال: اللمس من شهوة ينقض الوضوء.
Telah menceritakan kepada kami ibnu humaid,telah menceritakan kepada kami yahya bin wadhih,telah menceritakan kepada kami muhill bin mahriz dari ibrohim dia berkata : Meyentuh dengan syahwat itu membatalkan wudhu (Tafsir Ath-Tobariy surah Annisa : 43)
PENDAPAT KETIGA : Menyentuh wanita yang bukan mahrom itu tidak membatalkan wudhu' secara muthlaq,ini adalah pendapat ibnu 'abbas sebagai tinta ummat, juga pendapat Atho',Thowus, Masruq,Al-Hasan dan juga Sufyan Ats-Tsauriy,dan ini pendapat imam Abu hanifah (Lihat Al-Majmu',Imam An-Nawawiy,Jilid I,Hal : 485-486,cet : Maktabah Al-'Ashriyyah)
Dan ini juga merupakan pendapat yang dipilih oleh syaikh bin baz,syaikh ibnu Utsaimiin,dalil yang mereka gunakan adalah :
1. Hadits dari 'Aisyah :
"Bahwa Nabi mencium sebahagian istrinya kemudian keluar menuju sholat, dan beliau tidak mengulang wudhu-nya (H.R. Ahmad)
Ada yang berkata : Hadits ini dho'if tidak boleh dijadikan hujjah.
Mereka menjawab : ada hadits yang lain yang kami jadikan hujjah.
2. Juga dari Aisyah,ia berkata :
"Bahwasanya suatu malam aisyah pernah merasa kehilangan nabi disampingnya,maka ia meraba dengan tangannya mencari nabi,maka ia menyentuh perut telapak kaki nabi yang saat itu sedang sholat (H.R Muslim)
Catatan : Jika bersentuhan itu membatalkan wudhu maka tentunya nabi akan membatalkan sholatnya.
3. Juga hadits dari Aisyah :
"Bahwasanya nabi sholat sedang aisyah tidur tepat di arah kiblat nabi, ketika hendak sujud nabi menyentuh kaki aisyah lalu aisyahpun melipat kedua kakinya" (H.R Bukhori Muslim)
Catatan : Hadits diatas menunjukkan kecilnya rumah nabi, sehingga harus sujud didekat kaki aisyah, dan juga sebagai dalil bahwa menyentuh wanita yg bukan mahrom tidaklah membatalkan wudhu'.
Adapun kata "LAMASTUM" dalam surah An-Nisa' :43,mereka berpatokan pada tafsir 2 Sahabat mulia Ali bin Abi tholib dan ibnu Abbas Rodhiyallahu 'anhum.
حدثنا ابن وكيع قال، حدثنا أبي، عن سفيان، عن أشعث، عن الشعبي، عن علي رضي الله عنه قال: الجماع.
Telah menceritakan kepada kami ibnu waqii',telah menceritakan kepada kami ayahku (waqii'),telah menceritakan kepada kami sufyan dan Asy'ats dari Asy-Sya'biy dari Ali (bin Abi Tholib) dia berkata : Maknanya adalah Jima' (Berhubungan badan).(Lihat Tafsir Ath-Thobariy pada surat annisa : 43)
قال ابن أبي حاتم حدثنا أبو سعيد الأشج حدثنا وكيع عن سفيان عن أبي إسحاق عن سعيد بن جبير عن ابن عباس: في قوله :"أو لامستم النساء"، قال : هو الجماع.
Berkata ibnu abi hatim : telah menceritakan kepada kami sa'iid Al-Asyaj,telah menceritakan kepada kami wakii' dari sufyan dari abi ishaaq dia berkata dari sa'iid bin jubair dari ibnu abbas berkata : Makna Lamastumun Nisaa' adalah "Jima' (Berhubungan badan) (Tafsir ibnu katsir,Jilid I,Hal : 752,cet,Darul Fatri Lit Turoots,Kairo)
Artinya menurut pendapat ketiga ini jika seorang suami hanya menyentuh istrinya (tanpa jima') atau seorang lelaki menyentuh wanita yg bukan mahrom (tanpa jima') atau sebaliknya maka itu tidak membatalkan wudhu.
Begitulah perselisihan yang terjadi diantara ulama,masing-masing punya dalil yang kuat,serta masing-masing punya bantahan terhadap dalil madzhab yg lain.
Saya bermadzhab syafiiy namun untuk bab ini saya keluar dari madzhab saya lalu "Taqlid" kepada pendapat imam ibnu 'Abbas atau madzhab hanafiy karena hal ini lebih meyakinkan saya serta lebih gampang dalam pengamalan :
"Menyentuh wanita yang bukan mahrom itu tidak membatalkan wudhu".
Dan ada wajh dari imamul haromain dan Al-Fauzaniy serta ulama syafiiyyah lainnya yg mendekati pendapat ini,hanya mereka mengatakan bahwa wudhu batal jika menyentuh dgn disengaja :
Berkata imam nawawi rohimahullah dimajmu' :
ووجه حكاه الفوزاني وإمام الحرمين وآخرون أن اللمس إنما ينقض إذا وقع قصدا.
Dan ada wajh yang diceritakan oleh Al-Fauzaaniy dan imam haromain serta ulama syafiiyyah lainnya bahwa menyentuh yg membatalkan adalah yg disengaja (Al-Majmu',Imam An-Nawawiy,Jilid I,hal : 482,Cet, Al-Maktabah Al-'Ashriyyah) Wallahu a'lam
Sabtu,11 Jumada II 1440 H,Kota Tareem,Hadhromaut,Yaman selatan.
Semoga bermanfaat, BARAKALLAHU FIIKUM
Wallahu A'lam.
-----------------------------------------------
Referensi :
1. Al-Majmu',Imam An-Nawawiy,Jilid I,Hal : 460-529,cet : Maktabah Al-'Ashriyyah)
2. Mughil Muhtaj,Al-Khothiib Asy-Syirbiiniy,Jilid I,Hal 70-72,Darut Taufiqiyyah Litturoots)
3. Tafsir Ath-Thobariy (Al-Maktabah Asy-Syamilah)
4. Tafsir ibnu katsir,Jilid I,Hal : 752,cet,Darul Fajri Lit Turoots,Kairo)
5. Fathul 'Allam Fi Diroosati Ahaadiitsi Buluughil Marom,Jilid I Hal : 227 - 229,Cet : Darul 'Aashimah
6. Taudhiihul Ahkam Min Bulughil marom jiid I, Hal : 244 - 246,Cet : Dar Ibadurrahman.
Faruq Sinambela
16 Februari pukul 11.30 ·
#Faruq Sinambela