Saya dulu salafi, dan akan tetap berusaha menjadi salafi, meskipun tidak dianggap salafi lagi oleh 'Salafi' sendiri. Biarlah saya menjadi salafi (pengikut salafush shalih) di mata Allāh saja. Sebab bagi saya salafi bukan milik komunitas tertentu saja. Salafi seharusnya bukan kelompok atau komunitas tertentu. Salafi adalah muslim itu sendiri. Yaitu muslim yang berusaha menjalankan agama ini dengan tuntunan Al-Qur'ān dan Sunnah sesuai yang dipahami dan diamalkan generasi salafush shalih.
Meski saya seringkali mengkritik 'Salafi' pada beberapa hal atau isu. Seperti isu bermazhab, bid'ah, sikap terhadap yang berseberangan pandangan, dan lainnya, tapi saya tak suka menjuluki salafi sebagai talafi atau bonglaf atau yang lainnya. Saya tak pernah setuju dengan julukan tersebut disebabkan karena saya memang tak suka menjuluki orang lain dengan julukan yang buruk. Julukan itu berat, kalau salah bisa kembali kepada diri sendiri. Oleh karenanya, saya takut. Meskipun sikap sebagian oknum 'Salafi' di lapangan pernah menyakiti hati saya pribadi yang pernah bersama mereka.
Terlepas dari kekurangan masing-masing individu atau kelompok, kaum salafi yang saya ketahui mereka adalah orang-orang yang berusaha bersungguh-sungguh untuk mendekatkan diri kepada Allāh seperti kaum mukminin yang shalih lainnya, rajin menuntut ilmu, dan berusaha bersungguh-sungguh menjalankan sunnah-sunnah Nabi-Nya, serta berusaha kembali kepada ajaran salafush shalih. Mereka tidak suka mencela pemimpin, senantiasa berusaha sabar dalam menghadapi pemimpin yang mungkin tak sesuai harapannya, dan tak lupa mereka pun diajarkan untuk mendoakan pemimpinnya. Masih banyak lagi kelebihan mereka yang tak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga kita semua bisa menjadi salafi sesungguhnya. Salafi yang benar-benar meneladani generasi salaf. Salafi yang adil dan moderat yang bisa bersikap arif dan adil terutama pada yang berseberangan pandangan dengannya. Salafi yang mau merangkul dan bekerja sama dalam kebaikan, serta dapat menentramkan dunia Islam dan memberikan kedamaian serta kebaikan bagi umat Islam. Allāhu a'lam.
Robi Maulana Saifullah
27 Januari pukul 06.43 ·
Komentar :
Dwi Maryanto : Salafi sibuk cakar2an mulu saling tahdzir, miris 😪
Ibnu Muhamad Bin Sunarto : Salafyin itu adil. Mereka yang enggan dan memusuhi mreka dan yang berjalan bersama di atasnya adalah yang terjangkit baper nan "sahdu"
Robi Maulana Saifullah : Ibnu Muhamad Bin Sunarto Ajaran salafush shalih memang adil dan mulia. Tapi bisa dirusak oleh perilaku orang yang mengklaim mengikuti jejak salaf, tapi akhlaknya tidak sesuai yang diajarkan salaf. Akhlak itu mencakup perkataan dan perbuatannya. Terutama bagaimana sikap pada orang-orang yang berseberangan pandangan dengannya.
Oleh sebab itulah, segeralah berkaca, aku dibenci orang karena apa? Jika karena akhlaknya, maka segeralah perbaiki dan jangan sombong. Serta kembali lah pada apa yang dicontohkan salafush shalih.
Erfan Nursyam : Bnyak salafy yg tidak bersikap adil dlm mnilai kesalafiyan seseorang.
Seseuatu yg luas yg kmudian dsempitkan maknanya dlm prakteknya., sehingga bsa mnjadi salah satu fitnah akhir jaman ketika bnyak orang yg dkeluarkan dri manhaj ahlusunnah krn hal tsb.
Ibnu Muhamad Bin Sunarto : Yang ana amati dari tulisan antum adalah, pribadi-pribadi pemeluk salafy. Memang benar mereka yang sudah ngaji bahkan dimungkinkan terjangkit penyakit sombong, ujub, takabur dan sebagainya. Karena pribadi tidaklah lepas dari kesalahan-kesalahan.
Namun yang perlu di garis bawahi disini adalah, tidak memandang satu antara manhaj dan individu. Kita tidak boleh memandang manhaj dan pemeluknya sebagai satu kesatuan. Artinya apa? Manhajnya sudah bener, tapi individunya kita katakan tidak makshsum. Kita tidak boleh melemparkan kesalahan individu yg kemudian manhaj ikut ketarik dari hal tersebut. Tidak.. lucunya mereka yang baper kepada salafy menganggap ada manhaj yg hanif selain manhaj salaf. Apa yang mereka maksd, dari perkataannya????
Robi Maulana Saifullah : Berbicara manhaj itu tak semudah makan kacang dipinggir jalan. Ajaran salaf itu luas. Di sana ada bidang aqidah, fiqh, dan lainnya. Berbicara bidang fiqh saja tak semudah makan kacang dipinggir jalan. Sebagian salafi tak mau bermazhab, dan ada pula yang mau. Ketika ada yang bermazhab Syafi'i dan ia mengamalkan qunut subuh misalnya, ada sebagian yang menilai tidak sesuai dengan jalan salaf. Dalam hal ini saja, sebagian oknum tidak paham apa itu ajaran salaf. Ajaran salaf yang luas jangan disempitkan dengan pikiran yang sempit.
Erfan Nursyam : Kami yg bermadzhab syafii sudah berkali kali dkeluarkan dri manhaj salaf (ahlussunnah) didunia maya.
Bahkan didunia nyatapun, ddaerah tempat tinggal, kami di dtahdzir dan djauhi krn dianggap keluar dri manhaj itu hanya krn menjadi bermadzhab. Dan itu bukan oleh 1 orang lag, tp 1 kelompok orang disini. Banyak orang berfaham tesbut.
Benar benar penisbtan yg akhirnya menjadi fitnah.
Erfan Nursyam : Salafy itu luas dan murni. Tapi banyak prakteknya, penisbtan itu akhirnya menjadi salah satu fitnah akhir jaman, krtika akhirnya menjadikan banyak orang yg dkeluarkan dari manhaj salaf (ahlussunnah) yang haq, menjadi dihukumi bermanhaj batil/ sesat.
Ibnu Muhamad Bin Sunarto : Imam yang 4 adalah mereka imam para pengikut salafush shaleh. Kita berlapang dada dalam hal fiqiyah, silahkan.. Kita ikuti ucapan imam yang mencocoki Qur'an wa Sunnah. Namun dalam hal manhaj, ini sudah tidak bisa di tawar lagi. Dimana Walla wal Bara nya sudah di atur, sudah menjadi aturan baku yang sudah tidak bisa di tawar lagi. Dalam hal aqidah, kita tidak bisa memasukan mereka yang telah keluar dr koidah Ahlus sunnah, masih termasuk ahlussunnah. Tidak mungkin kita masih memasukan Mahasiswa Al-Azhar yang melanggar aturan Al-azhar dan dikeluarkan masih di anggap sebagai mahasiswa, iya kan?
Robi Maulana Saifullah : Ibnu Muhamad Bin Sunarto Dalam hal aqidah, para ulama memang tegas. Mana saja yang ahlus Sunnah dan mana yang menyimpang. Gak usah jauh-jauh mengomentari yang di luar deh, sesama tubuh salafi pun faktanya saling mentahdzir, saling mengeluarkan dari Ahlus Sunnah. Ada yang menggelari saudaranya khawarij, murji'ah, ahlul ahwa, ahlul bid'ah, dsb.
Jadi, yang mana ajaran salaf yang murni menurut Salafi itu? Yang di sini atau di sono.
Yaya : Bismillah saya heran lihat teman2 yg katanya bermanhaj salaf dalam menyikapi khilafiah,kalau sudah beda pendapat denganya di anggap......?saya dan istri pribadi sampai sekarang insyaallah masi ngaji salafi walau pun udah jarang datang, tapi katanya udah ngk salafi lagi,karna saya dan istri mengangap khilafiah itu hal yg biasa,ulama salaf aja berbeda pendapat knapa harus anti dengan itu, dan sekarang saya dan istri udah agak males ngaji lagi,padahal kami suka dengan kajian salafi ini,tapi karna kami mau degar ustadz lain diluar salafi dan menghargai pendapat mereka seperti nya kami merasa dijauhi,pernah sekali saya cerita dengan teman yg salafi, saya katakan seperti ini saya semalam lihat pengajian ustadz somad,lansung di jawap nya hati hati ustadz ahli...... Ini itu,trus istri saya buat status di WA nya kata kata yg menyanjung ustad adi hidayat,tau apa kata teman istri saya hati hati ustadz itu aqidah nya........? Apasih makna manhaj salaf di pandangan mereka dan apakah seperti ini akhlak salafussalih.inti nya saya mau bertanya disisi lain kami masi haus ilmu, dan ingin memiliki teman saleh saliha apa yg harus kami buat
Yaya : Saya maubertanya ada yg tau ngk ustad salafi di medan yg seperti ustad abdullah soleh handrami, umar mita, abdullah al jirani,rifky jafar tholib,dulu pernah waktu masi rajin ngaji dengar ustad di pengajian akhlak nya seperti ustad yg saya sebutkan diatas,mohon informasi nya
Pungkie Al Ghazzali : Setahu saya Salafi itu terpecah dua. Salafi hasanah & Salafi dholalah ... :)
Dwi Rahmaning Tiyas : Yaya kasus seperti yg anda alami tidak sedikit jumlahnya yg ikut merasa mengalami nya...banyak yg seperti anda..termasuk keluarga besar kami dan juga teman teman kami...
Dwi Rahmaning Tiyas : Yaya in sya Allah semoga kedepan lebih banyak lagi yg seperti beliau beliau tersebut
Yaya : Dwi Rahmaning Tiyas Jazakillahkhoir udah mau membalas,ukhti boleh nanyak,ukhti sekarang masi ngaji kalau kami masi tapi udah jarang datang, insyaallah dapat ustadz lurus
Sazadi Abdillah : Salafy A, B, C
Dwi Rahmaning Tiyas : Yaya kl ngaji tetap harus ngaji, ngaji seumur hidup, ngaji sampai akhir hayat. Cuman sekarang tidak pernah sama sekali hadir di kajian mereka, kami secara pribadi tidak nyaman dg akhlak mereka. Alhamdulillah Allah ganti dg ustadz ustadz yg menurut hemat kami jauh lebih alim dan ada cerminan akhlak yg baik..
In sya Allah tetap kokoh diatas manhaj yg haq
Yaya : Dwi Rahmaning Tiyas alhamdulillah ukhti ada,tempat kami belum nemu, masi nyari iseng kadang hadir juga di pengajian lama ambil ilmu buang buruk nya sembari nyari ustadz yg lurus
Dwi Rahmaning Tiyas : Yaya kami tinggal di Jawa timur (mayoritas NU) dan rumah kami pun dekat dg markas temen temen jama'ah tabligh, Temboro Magetan..Dari mereka kami belajar dan berusaha merasakan manisnya akhlak dan syahdunya persaudaraan sesama muslim...Bahkan ma sya Allah banyak pula kami dapati orang orang yg sangat alim di komunitas NU, tidak hanya alim namun jg tawadhu meski dlm beberapa hal mungkin berbeda. Namun sekarang kami tidak mau lagi menutup diri untuk menimba ilmu kepada mereka (selama masih ahlus Sunnah ) dgn alasan syubhat yg menyambar nyambar, tidak mau lagi menyebut mereka sebagai ahlus bid'ah dan ahlus syubhat..itu masa lalu, dan sekarang kami menyadari dg sepenuh hati kesalahan paradigma itu.. Alhamdulillah hati kami sekarang jauh lebih adem dibanding dulu
Ibnu Muhamad Bin Sunarto : Ulama salafy memang selalu berbeda pendapat, namun itu dalam hal fiqiyah mereka berlapang dada atas semuanya. Tapi jika sudah masuk ranah taufiqiyah atau manhajiyah. Maka mereka berdiri kokoh di atasnya dan menyelisihi semua orang yang menyelisihinya.
Apakah dari tulisan saya ini sudah dapat di fahami? Bahwa, tolong bedakan perbedaan pendapat ulama salafy tentang fiqiyah dan manhajiyah.
Sembunyikan atau laporkan ini
Robi Maulana Saifullah : Kalau begitu, rasanya antum kurang jauh mainnya. Tidak melihat fakta di lapangan sebenarnya secara luas.
Ibnu Muhamad Bin Sunarto : Ya jawaban bocah gtu dah sering ana dengar ko. Mereka yang justru di luar salafy menganggap pemeluk salafy dengan kata-kata rendah sprti itu. Sayang juga antum gelar ustadz yang antum dapat, nampaknya tak sebanding dengan ucapannya. Hadahulloh
Robi Maulana Saifullah : Nah, ini contohnya. Jadi gimana kaum muslimin mau respek sama salafi. Sebab modelnya banyak yang begini. Entah salah asuh atau apa perlu diteliti. Hadānallāhu waiyyākum ajma'īn.5
Dwi Rahmaning Tiyas : Robi Maulana Saifullah ngapain juga anda tanggepin pak, ...kl kami sih sangat amat memaklumi, jadi bawaan nya males baca komentar mereka apalagi nanggepin. soale yaaa begitulah kami dulunya.. Jadi sedikit banyak faham bagaimana karakter mereka Krn itu yg jadi karakter kami dulu, walaupun Ndak bisa dipukul rata semua gitu, tapi ...yaa udahlah sudah banyak yg tahu dan sadar.. buang energi, buang waktu, bahkan bisa bikin ibadah sholat tidak khusyu...
Yaya : Dwi Rahmaning Tiyas alhamdulillah,ana kepingin la ke temboro, suami saya sebelum ikut ngaji salafi dia pernah ikut jamaah tabligh,saya nya ngaji salafi karna dia sering ngantar saya ngaji akhirnya saya ajak dia ikut saya,ya dia ngk masalah niat nyakan cuma satu mau hijrah,kami pikir pengajian seperti yg di byngkn rupaya.......?ukhti lama ikut ngaji salafi
Dwi Rahmaning Tiyas : Yaya kalau saya sekitar 5 th ..
Suami mungkin sekitar 15 th..
Yaya : Ooo lama ya ukh, lebih bnyak pengalamanya kayak nya ini, Salam kenal ya ukh,Barakallahufiika
Dwi Rahmaning Tiyas : Yaya inbox saja ..
Yaya : Afwan ukh bukan ngak mau inbox,ntar aja la ya ukh inbox kalau ana mau curhat sama ukhti, jangan marah ukh kami asli orang medan,
Yaya : Robi Maulana Saifullah biarin aja ustadz ngk usah di tangapin takutnya nambah dosa, ntar kalau capek dia diam sendiri,ustadz kalau bahasa medan,becakap sama orang kayak gitu jangankan menang seri pun payah sangkin keras nya.......?
Ibnu Muhamad Bin Sunarto : Antum lebih parah, katanya seorang ustadz tapi mengatakan pihak lain kurang main. Ini bentuk takabur atau apa pak?
Saya semakin jelas, mana asatidz yang berkata sesuai Ilmu dan mana yang berkata sesuai hawa nafsu.
Bukan Salafyin ko menilai orang lain kurang main, padahal dirinya sendiri jangankan kenal. Ngaji di salafy aja kagak.
Takabur sekali..
Robi Maulana Saifullah : Ibnu Muhamad Bin Sunarto Yang kurang main antum, ya itu penilaian saya. Dan mungkin masih banyak lagi seperti antum. Bukan menggeneralisir. Saya ngaji salafi sudah 13 tahun kurang lebih. Jadi bukan baru kemarin tahu Salafi. Saya memang belum layak dipanggil ustadz, jadi antum tak perlu membandingkan saya dengan yang lain ya. Sekian.
Ibnu Muhamad Bin Sunarto : Jika antum sudah mengenal salafy, lalu kemudian menyerang mereka. Berarti antum yg terfitnah, antum yang keluar barisan sendiri. Bukan justru menuduh salafy terpecah belah..gak ada salafy terpecah belah..yang ada, mereka yg terkena fitnah keluar dari barisan, itu faktanya, Sama kayak antum.
Ndak perlu menyerang dakwah salafy dan metode yang mereka lakukan lah ya.
Hadanallah wa iyyahum
Robi Maulana Saifullah : Udah ah, capek.
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1202965269856475&id=100004290395265
(baca postingan tanggal 25 Januari pukul 16.02 tentang KRITIK KEPADA SALAFI)
Novrian Eka Sandhi : Pokoknya bagi mrk ustadz yg salafy itu hrs lulusan Madinah. Bukan Mesir, Maroko, Libya, Turki, Tunisia, Yaman, dsb. Cek aja tuh spanduknya atau captionya di tv, ustadz2 salafy kan sering di bawah namanya ditulisi "lulusan/alumni Madinah". Krn mrk mengamalkan hadits: Islam akan kembali ke Madinah spt ular yg kembali ke sarangnya.
Amin Nasichun : Salafi wahabi lama2 nggak laku.orangnya ahlaqnya main tuduh salah ferhadap sesama muslim.bikin kisruh di mana2.orang sekarang udah pintar memilih mana yg sejuk dan mana yg garang
Novrian Eka Sandhi : Mrk tdk suka mencela pemimpin, tapi mrk mencela saudaranya yg mengingatkan pemimpin.
Dwi Rahmaning Tiyas : Novrian Eka Sandhi 100% betul
Coba kl sama saudara sendiri seperti sikap mereka terhadap pemimpin
Mantab kan
Dzul : bagi sya mereka cocok disebut Talafi sang pengrusak
Abdurrahman Alhafizhy : aamiin ustadzi
Tedy Sutedjo : Setuju sangat sama tulisan ini 🤝👌👍
Aulia Benzani : Bkn kepahaman mengenai mengikuti salafusshaleh nya yg salah....Krn semua umat Islam yg bermazhab adalah pengikut salafusshaleh....tetapi oknum2 yg teriak2 salafi yg berakhlak minus yg merusak kepahamannya sendiri.........itu aja si lebih ke oknumnya.....si......
Muhammad Shalih Al Fatih : Kadang2 ada sebagian salafiyyin meneladani salaf dr segi aqidah, tapi jauh dari salaf pada masalah akhlak.
Karenanya ada ulama yg mberi nasehat, "Ajarkan tauhid pada ummat Islam, dan ajarkan akhlaq pada salafiyyin."
Semoga Allah mberi kita semua kemampuan seperti para salaf baik pada aqidah, ibadah, maupun akhlaq dan jihad mereka.
Hasbunallâhu wa ni'mal wakîl.
Kang Irman : Nabi atau sahabat pernah menyebut dirinya salafy? Dalilnya dong.
Aulia Benzani : Kang Irman salafy gaada.....salaf ada.....
Kang Irman : Aulia Benzani
Berarti penyebutan itu bid'ah ya 😁
Aulia Benzani : Kang Irman ya gitu deh......😁
Novrian Eka Sandhi : Mantul, man teman 😁
#Robi Maulana Saifullah