Ini Maksud Dari Manhaj Pramuka Manhaj Yang Inshaf

Ini Maksud Dari Manhaj Pramuka Manhaj Yang Inshaf - Kajian Medina
Ini Maksud dari Manhaj Pramuka Manhaj yang Inshaf
____
Inilah perlunya Kita Mengenal Manhaj Pramuka, Yaitu tidak Adigung Adiguna, Petantang Petenteng Saat Menyampaikan Kritik, Pandai memilih kata, Selalu Husnudzon pada setiap pendapat bahwa barangkali Pendapat mereka ada salafnya. Sampai sebuah Permasalahan Yang jelas-jelas para ulama sepakat dalam kekeliruannya kita tetap harus curiga..
.
Jangan-jangan pernah ada salafnya.
.
Misalnya :
.
1. Masalah Maulid Nabi, ternyata Ibnu Hajar al Haitsami dan Imam Jalaludin al Suyuthi tidak mempermasalahkannya.
.
Meskipun setelah ditelisik Konsep Maulid yang dimaksud mereka ada pergeseran Nilai dengan cara Maulidan ala NU di Jawa.
Tetapi, secara Umum Memperingati lahirnya Nabi pernah ada salafnya.
.
Sehingga, Dengan mengikuti jalan fikiran seperti ini Kita akan tetap inshaf/Sederhana dalam Merangkai kata, Tidak bombastis saat melontarkan Sanggahan, seperti judul kritikan dalam gambar ini.
.
Terlalu Menukik dalam memberikan Kritik akan membuat kita malu rujuk saat kritikan yang kita lontarkan ternyata keliru.
.
Contoh Ke - 2.
.
MELIHAT NABI DALAM KEADAAN TERJAGA

Sebelum memulai membaca tulisan ini, mulailah dengan berbaik sangka terlebih dahulu terutama kepada para ulama kita. Soal sepakat atau tidak sepakat itu urusan masing-masing.
.
Mengapa saya angkat tema ini? Sebab saya membaca sebuah status, di mana dengan mudahnya ia dan ustadznya melabeli ahli bid'ah kepada orang yang mengaku melihat Nabi.
.
Saya tidak terburu-buru mempercayai orang yang mengaku melihat Nabi itu, tapi menafikan pendapat itu dari kalangan para ulama, maka harus berhati-hati.

Jangan terburu-buru memvonis demikian kawan. Tentu kita tidak sedang membahas orang tertentu. Namun kita akan sampaikan bahwa ternyata ada pula ulama yang berpandangan melihat Nabi dalam keadaan terjaga itu bisa terjadi sebagai karamah baginya. Siapa saja ulama yang berpandangan demikian? Menurut penelusuran penulis yang ilmunya masih amat sedikit ini, di antara ulama tersebut adalah:

1. Al-Imām Abul Abbas Al-Qurthubi rahimahullāh (bukan yang pengarang tafsir). Beliau pernah memberikan kesaksian di atas sumpahnya, bahwa beliau pernah mimpi melihat Nabi dan juga pernah melihat Nabi dalam keadaan sadar/terjaga.

Di dalam kitabnya yang berjudul Al-Mufhim lima Asykala min Talkhisi Shahih Muslim, juz 6, hlm. 24-25. Panjang jika diterjemahkan, langsung ke intinya saja.

Beliau rahimahullāh berkata:

"Dan sungguh DEMI ALLĀH, saya melihat Nabi dalam keadaan sadar persis keadaannya sebagaimana aku melihat dalam mimpiku tanpa ada tambahan dan pengurangan sedikitpun..."

Bagaimana tanggapan kita mendengar pengakuan beliau rahimahullāh? Apa lantas kita cap beliau sebagai pendusta, ahli bid'ah, sombong, atau apa? Silakan berpikir sendiri. Berhati-hatilah menuduh ulama sekelas beliau rahimahullāh. Meski kita tidak sepakat misalnya.

2. Al-Imām Ibnu Hajar rahimahullāh. Siapa yang tidak kenal dengan beliau? Imamnya para ahli hadits. Beliau pun mengakui bahwa para Wali yang diberikan karamah, terkadang mampu melihat Nabi shallallāhu 'alaihi wa sallam secara sadar. Beliau rahimahullāh berkata:

"Adapun orang yang baru melihat Nabi setelah wafatnya Nabi dan belum dikubur, maka yang rajih ia bukanlah disebut sahabat.
.
Jika tidak, akan sangat banyak yang disebut sahabat orang yang melihat jasad Nabi yg mulia di dalam makamnya yang agung, walaupun terjadi di masa sekarang ini.
.
Demikian juga seorang yang DIBUKAKAN hijabnya dari PARA WALI Allāh sehingga mampu melihat Nabi secara langsung dengan jalan karomah dari Allāh.
.
Karenanya merupakan hujjah bahwa orang yang disebut sahabat adalah bagi orang yang melihat Nabi sebelum dimakamkannya dan masih hidup..."
.
[Fathul Bāriy, juz 7, hlm. 4]

3. Untuk menambah referensi dalam hal ini, silakan dibaca kitab karangan Al-Imām as-Suyūthī rahimahullāh yang berjudul:

تنوير الحلك في رؤية النبي و الملك - الإمام الحافظ جلال الدين السيوطي.

Kitabnya bisa dibaca di sini:

https://archive.org/details/TanwirHalak

___________
Kesimpulan:

1. Sebagian ulama ada yang berpendapat demikian, yakni bisa saja terjadi. Di atas hanya 3 pandangan ulama Ahlus Sunnah yang dapat disebutkan. Masih ada lagi yang lainnya.

2. Soal sepakat atau tidak sepakat silakan saja. Asal jangan mudah memvonis orang dengan ahli bid'ah, kafir, dan sebagainya.

3. Seandainya benar, maka para ulama menganggap itu adalah karomah yang diberikan kepada wali Allāh. Tentu bukan sembarangan orang yang ngaku-ngaku sebagai wali tapi jauh dari syari'at Islam misalnya. Allāhu a'lam.
.
عن أبي ﻫﺮﻳﺮﺓ، ﻗﺎﻝ: ﺳﻤﻌﺖ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻘﻮﻝ: «ﻣﻦ ﺭﺁﻧﻲ ﻓﻲ اﻟﻤﻨﺎﻡ ﻓﺴﻴﺮاﻧﻲ ﻓﻲ اﻟﻴﻘﻈﺔ، ﻭﻻ ﻳﺘﻤﺜﻞ اﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﺑﻲ»
.
رواه البخاري
Tjopas
____
#SemuahAkanPramukah
#PadaWaktunyah
#SalamPramukaaah

Ini Maksud Dari Manhaj Pramuka Manhaj Yang Inshaf - Kajian Medina
Manhaj Pramuka
2 jam ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.