[Pesan cinta untuk MADKHOLIYYUN]
Oleh : Faruq Sinambela (Santri Tareem,Hadhromaut,Yaman)
Seiring bergantinya zaman,kejauhan manusia akan ilmu syar'iy semankin kian tampak,hal itu bisa ditandai dari kurangnya gairah didalam menuntut ilmu,banyaknya perselisihan tanpa mau merujuk kepada ahlinya,suka memperbesar masalah-masalah khilāf yang sebenarnya boleh berlapang dada disana.
Betul apa yang dikatakan imam asy-sya'biy bahwa penuntut ilmu itu ada 3 asybār (tingkatan),tingkatan yang terendah adalah tingkatan merasa paling berilmu/paling kokoh,sikap merasa paling kokoh inilah yg kemudian merapuhkan tali-tali cinta dan persaudaraan antara kaum muslimin itu sendiri,ah sudah lah.
Kelompok Tarjīhiyyūn terbilang kelompok yang merasa paling kuat dimuka bumi ini,karena merasa paling dekat dengan "Al-qur'an dan sunnah" sedangkan yg lain dianggap ber amal tanpa mengikuti aturan Al-Quran dan sunnah,denger-denger katanya mereka tidak mengamalkan suatu amalan kecuali ada dalilnya yg shohīh (atau minimalnya hasan lighoirihi),tidak seperti pengikut madzhab yg hanya bisa taqlīd buta (begitu menurut mereka).
Walhasil,,Saking banyaknya pengikut kelompok ini,besarnya pengaruh mereka seakan-akan kita diberi dua pilihan,mw yang mana :
A. Pilih Al-Qur'an dan sunnah atau
B. Pilih pendapat imam madzhab
Kita katakan :
Demi Allah,para Imam madzhab bukan musuh (musuh) bagi Al-qur'an dan sunnah,justru mereka adalah Nāshirūhuma (penolong bagi Al-Qur'an dan sunnah) itu sendiri,mereka adalah ulama-ulama yang sangat faham dengan Al-qur'an dan sunnah,pastinya kita sudah tw ulama adalah pewaris para nabi bukan musuh nabi,merekalah yang menaql ilmu dari asalnya sehingga sampailah kepada kita,dan diantara ulama pewaris para nabi adalah imam madzhab,dan perlu kita ketahui bahwa madzhab mereka tidaklah dibangun kecuali diatas Al-Qur'an dan sunnah,ijma' dan qiyas,cuba bayangkan bagaimana kegigihan serta usaha mereka membangun madzhab mereka,dimulai dari menghafal dan memahami dalil,diskusi,jam'ul adillah,mentahsfiyah (menyaring) hadits shohih dari yg dho'īf,lalu beristimbat dari dalil-dalil tersebut,udah gitu malah dianggap gak punya dalil shohīh,terkadang hadīts itu dho'īf bagi kamu tapi shohīh bagi mereka(imam madzhab & Ashābnya),lah kami harus bagaimana ?? Ikut kamu gitu ??
Tanyakan hatimu : Apa iya Imam abu hanifah,imam malik,imam Asy-Syafiiy,imam ahmad rodhiyallahu 'anhum bicara tanpa pake dalil seakan-akan madzhab mereka mukholif (menyelisihi) Al-qur'an dan sunnah ??
Come on akhi,tobatlah !
Emang kamu belajar bahasa arabnya udah sampai mana ? Ushul fiqh nya udah sampai kitab apa ? Trus sudah hafal berapa hadits sehingga menghukumi mereka bicara tanpa dalil ??
Saya khawatir lama-lama kita ini bisa kena azab rame-rame karena mendiamkan mrk yg suka merendahkan ulama madzhab.
Selesai_Selasa 14 Robi'ul Awwal 1439 H/22 November 2018 (Di Tareem,Hadhromaut,Yaman selatan
Barakallahu fiikum
Faruq Sinambela bersama Ade Wiranata.
22 November pukul 11.14 ·
#Faruq Sinambela
#Sunnah