Dahulu pernah terjadi pembakaran atas kitab-kitab karya Imam Nawawi dan Imam Ibnu Hajar -rahimahumallāh- karena beralasan mereka berdua berakidah Asy'ariyah. Bahkan dikabarkan sampai ada ustadz yang dikenal keras kepada Asy'ariyah, dia keluar kelas tidak mau ikut pelajaran setiap kali ada pelajaran bulughul maram disebabkan pengarangnya adalah Ibnu Hajar yang berakidah Asy'ariyah. Begitu kerasnya sikap mereka sekaligus begitu nyatanya kebodohan sikapnya.
Bagi muqollid seperti diriku, mengikuti dua imam besar itu sudah cukup. Apalagi di tambah para imam besar lainnya yang sejalan dengannya.
Kabarkan kepadaku suatu karya semisal yang dapat menandingi karya-karya spektakuler An-Nawawiy dan Ibnu Hajar? Suatu karya yang berkah dan dipakai oleh mayoritas umat Islam di seluruh dunia dari dulu hingga kini. Kabarkan kepadaku karya yang dapat menandingi Al-Minhaj syarah shahih muslim milik An-Nawawiy yang para ulama menilai kitab itu merupakan syarah terbaik shahiih muslim. Kabarkan kepadaku karya yang dapat menandingi Fathul Bari syarah shahih Bukhari milik Ibnu Hajar yang para ulama menilai kitab itu merupakan syarah terbaik shahih Bukhari. Belum lagi karya-karyanya yang lain yang amat bermanfaat.
Melihat kepiawaian atau kepakaran serta keshalihan Imam Nawawi dan Imam Ibnu Hajar yang disaksikan oleh ulama se-zamannya dan yang setelahnya, maka cukuplah jadi saksi bahwa mereka adalah imam yang layak diikuti dan dijadikan qudwah (teladan) yang baik.
Jika ada orang berkata: "Mereka tak luput dari salah atau ketergelinciran." Kita jawab: "Jika mereka saja tidak luput dari kesalahan apalagi dirimu dan gurumu yang tidak sampai derajat mereka. Atau bisa jadi ketergelinciran menurutmu belum tentu ketergelinciran menurut yang lainnya." Allāhu a'lam.
Robi Maulana Saifullah
17 November pukul 06.33 ·
#Robi Maulana Saifullah