Apa Mau Dibawa Kembali Jahiliyyah?

Apa Mau Dibawa Kembali Jahiliyyah? - Kajian Medina
*“Apa Mau Dibawa Kembali Jahiliyyah?”*

Dahulu, di masa-masa-masa kejumudan madzhab, terjadi hal-hal berikut:

🔥 Di Masjidil Harôm, sampai ada 4 imâm sholât rowatib. Masing-masing satu untuk setiap madzhab melaksanakan sholât rowatibnya sendiri-sendiri.

🔥 Akad bisa batal kalau beda madzhab, termasuk juga akad nikah.

Fatal sekali…

Maka kini sepertinya hal yang sama mau direkayasa ulang kembali oleh gerombolan "manhaji", yaitu para pendaku Salafiy (Salafiy Maz‘ûm), baik GPK Kokohiyyun maupun Sejatiyyun.

Lihat saja kelakuan mereka melabeli apa-apa dengan label "Sunnah", mulai dari "Ustâdz Sunnah", "Pengajian Sunnah", "Masjid Sunnah", "Travel Umroh Sunnah", "Sekolah Sunnah", "Perumahan Sunnah", bahkan sampai es kepal pun dilabeli dengan label Sunnah.

Mereka pun melarang ikhwan / akhowat mengaji dengan asatidz di luar gerombolan mereka, bahkan sampai melarang orang menikah dengan calon yang dianggap tidak semanhaj.

Padahal…

📌 Kata الله Subhânahu wa Ta‘âlâ:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ

(arti) _“Sungguh-sungguh orang-orang berîmân itu bersaudara.”_ [QS al-Hujurot (49) ayat 10].

📌 Kata Baginda Nabî صلى الله عليه وسلم:

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُه ُ، وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللهُ فِي حَاجَتِه ِ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ الْقِيَامَة ِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

(arti) _“Seorang Muslim itu saudara bagi Muslim yang lainnya. Tidak boleh menzhôliminya, dan tidak boleh pula menyerahkannya kepada orang yang hendak menyakitinya. Siapa saja yang memperhatikan kebutuhan saudaranya, maka Allôh akan memperhatikan kebutuhannya. Siapa saja yang melapangkan kesulitan seorang Muslim, niscaya Allôh akan melapangkan kesulitan-kesulitannya di Hari Qiyâmat. Dan siapa saja yang menutupi kesalahan seorang Muslim, niscaya Allôh akan menutupi kesalahannya kelak di Hari Qiyâmat.”_ [HR al-Bukhôrî no 2442; Muslim no 2580; Abû Dâwud no 4893; at-Tirmidzî no 1426; Ahmad no 5388].

❕ Jadi persaudaraan itu adalah di atas "îmân" dan "Islâm" kepada الله. Apabila pokok keenam "Rukun Îmân"nya sama, pokok kelima "Rukun Islâm"nya sama, maka dia adalah saudara seîmân dan seislâm yang wajib diberikan hak-haknya.

☠ Tak ada yang namanya "saudara semadzhab", tak pula "saudara semanhaj" – apalagi itu adalah manhaj bodong à la Neo Murji-ah yang ber‘aqidah mutant hybrid abominasi "murji-ah ma‘al hukkâm, khowârij ma‘âd du‘ât".

Sungguh kaum Neo Murji-ah itu hanya membawa kemunduran dan perpecahan kepada Ummat Islâm.

❔ Adapun pertanyaannya bagi kita, Ummat Islâm, adalah: apakah masih mau merujuk perkara agama kepada ngustad-ngustad hizbiy pemecah belah Neo Murji-ah Salafiy Maz‘ûm (GPK Kokohiyyun dan / atau Sejatiyyun) itu???

▪ IQ itu given, stupid itu pilihan.

نسأل الله السلامة والعافية

Arsyad Syahrial
46 menit ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.