Siapa GPK Kokohiyyun? A Brief Introduction - Tentang Anti Talafi Club

Siapa GPK Kokohiyyun? A Brief Introduction - Tentang Anti Talafi Club

Frequently Asked Questions
ANTI TALAFI CLUB

*“Siapa GPK Kokohiyyun? – A Brief Introduction”*

📷❓Siapakah GPK Kokohiyyun atau BongLaf itu?
📷▶ Gerombolan Pengacau Keummatan (GPK) Kokohiyyun itu adalah sekte yang ber‘aqidah rusak mutant hybrid abominasi "murji-ah ma‘al hukkâm, khowârij ma‘ad du‘ât".
.
.
📷❓ Apa ciri-cirinya?
📷▶ Mereka sangat penjilat kepada penguasa, khususnya penguasa yang zhôlim, di mana mereka berusaha melanggengkan kekuasaan penguasa zhôlim tersebut dengan memelintir pemahaman atas dalîl.
Sebaliknya mereka memusuhi para da‘i yang mengajak kepada al-Qur-ân dan as-Sunnah serta ishlah.
Mereka sangat suka menyesat-nyesatkan sesama Muslim dengan tuduhan "ahlul bid‘ah", "manhaj bermasalah", atau "khowârij / takfiri".
📷❓ Bagaimana posisi Ummat Islâm terhadap GPK Kokohiyyun itu?
📷▶ Mereka masih muslim, bahkan mereka lari dari kekufuran. Jadi kita tidak boleh mengkâfirkan mereka. Mereka juga bukan munâfiqîn, walau ada banyak ciri dan shifat nifaq pada gerombolan mereka, sebab mereka masih banyak mengingat الله. Mereka adalah muslim yang jahat.
.
.
📷❓ Lalu ada di barisan mana GPK Kokohiyyun itu?
📷▶ Yang jelas, mereka tidak sebarisan dengan Ummat Islâm, malah mereka seringkali ada di barisan orang kuffâr. Oleh karena itu, Ummat Islâm harus berhati-hati dengan mereka, sebab sudah banyak kejadian tentang betapa kejinya mereka, seperti di Mesir dan Libya.
.
.
📷❓ Kenapa ada kelompok yang mengaku-ngaku Salafiy juga tapi memusuhi GPK Kokohiyyun?
📷▶ Itu karena memang ada banyak sub-varietas dari "Pengaku Salafiy" alias "Salafiy Maz‘ûm" tersebut, di mana secara garis besar ada dua sub-varietas, yaitu:
⒜. Sejatiyyun,
⒝. Kokohiyyun.
.
.
📷❓ Apa bedanya antara Sejatiyyun dengan Kokohiyyun?
📷▶ Sebenarnya mereka sama saja ‘aqidahnya, yaitu Neo-Murji-ah, atau lebih tepat: "murji-ah ma‘al hukkâm, khowârij ma‘ad du‘ât", akan teetapi Marja’ Taqlid-nya berbeda.
.
.
📷❓ Apa itu Marja’ Taqlid?
📷▶ Marja’ Taqlid itu adalah "the highest ranking authorities of Salafiy Maz‘ûm", mirip dengan konsep Marja’ Taqlid di agama Rôfidhoh, yaitu kalau di Salafiy Maz‘ûm adalah yang mengeluarkan fatwa tertinggi tahdzîr tentang siapa yang sesat dan siapa yang harus dihajr (excommunicated). Marja’ Taqlid itulah yang menjadi rujukan dari ngustad-ngustadnya masing-masing gerombolan, termasuk juga Ngibaroin di masing-masing sekte.
.
.
📷❓ Lalu apa bedanya Marja’ Taqlid antara Sejatiyyun dengan Kokohiyyun?
📷▶ Marja’ Taqlid Sejatiyyun itu adalah Dr Robi’ ibn Hadî al-Madkholî, tinggal di Sa‘ûdi sehingga Sejatiyyun ini kadang disebut juga dengan "Sekte Madakhilah".
Adapun Marja’ Taqlid Kokohiyyun itu adalah ‘Alî Hasan al-Halabî, tinggal di Urdun (Jordania), sehingga GPK Kokohiyyun itu seringkali disebut sebagai "Halabiyyun".
.
.
📷❓ Kenapa Sejatiyyun memusuhi Kokohiyyun?
📷▶ Itu tak lain karena Marja’ Taqlid Sejatiyyun telah memvonis sesat dan menyesatkan (dholl-mudhill) terhadap Marja’ Taqlidnya Kokohiyyun. Jadi memang pada dasarnya kedua sekte itu tidak akan akur, bahkan terjadi permusuhan yang sangat keras di antara keduanya.
Aneh bukan?
Padahal kedua-duanya mengusung dirinya ber"Manhaj Salaf" katanya, dan kedua-duanya menggadang-gadang konsep "tidak ada persatuan jika tidak di atas Manhaj Salaf". Namun fakta kerasnya adalah keduanya bermusuh-musuhan dengan permusuhan yang sangat keras.
Jangankan antara Sejatiyyun dengan Kokohiyyun, antara sub-sub-sekte Sejatiyyun saja terjadi permusuhan yang sangat keras!
Iya, ada Sejatiyyun Level 1, Sejatiyyun Level 2, dan Sejatiyyun Level 3 (yang dikenakal dengan nama MLM atau mutalawwin la‘ab makir). Bahkan akhir-akhir ini di Level 2 pun sekarang ada Level 2A dan Level 2B.
Jadi, orang yang bodoh pun tahu there's something wrong about them.
.
.
📷❓ Jika ternyata faktanya para "Pengaku Salafiy" (Salafiy Maz‘ûm) itu berkelompok-kelompok, maka bagaimana cara yang mudah untuk mengenalinya?
📷▶ Sebenarnya cara yang mudah untuk mengenalinya adalah dengan menyebutkan nama, tetapi hal itu bisa membuat kita bermasalah dengan UU ITE, jadi kita sebutkan saja ciri-cirinya sebagai berikut:
⒜. Sejatiyyun Level 1 dan Level 2 itu ngustad-ngustadnya tidak akan ada rekaman kajian yang menampilkan wajah (video) mereka di socmed, paling-paling hanya rekaman audio (suara) saja. Karena mereka sangat anti terhadap TV dan video.
⒝. Sejatiyyun Level 1 dan 2 mendakwa bahwa ngustad-ngustad MLM dan Kokohiyyun telah terkena fitnah Sururî. Tulisan mereka bahasanya sangat-sangat kasar macam orang rendahan tak berpendidikan, sama sekali tidak mencerminkan tingkat intelektualitas dan level akademik yang tinggi.
⒞. Adapun Sejatiyyun Level 3 (MLM) dan Kokohiyyun, maka rekaman video kajian ngustad-ngustad mereka akan dengan mudah didapatkan eksis bertebaran di socmed.
⒟. Kokohiyyun adalah yang ngustad-ngustadnya sangat tenar tampil di rekaman video di socmed maupun di radio / tv da‘wah yang stickernya banyak dipasang di mobil / motor para pengikutnya. Sticker tersebut sekaligus juga menandakan tingkat kekokohan dalam bermanhaj.
.
.
📷❓ Mengapa Sejatiyyun Level 1 dan 2 kurang begitu dikenal oleh Ummat Islâm?
📷▶ Karena arahan dari ngustad-ngustad Sejatiyyun Level 1 adalah untuk sama sekali meninggalkan socmed. Sedangkan Level 2 sangat sedikit sekali yang bermain socmed. Adapun Level 3, maka masih lumayan banyak yang bermain socmed.
.
.
📷❓ Apa pasalnya terjadi perpecahan di antara para "Pengaku Salafiy" tersebut?
📷▶ Sebenarnya pada awalnya mereka bersatu, walau ada sedikit banyak gesekan, namun masih wajar dan lumrah. Adapun ketika muncul perbedaan pendapat tentang hukum dari "organisasi" dan "yayasan", kemudian juga tentang "ijazah" dan "pondok pesantren bagi akhowat", kemudian soal "menampilkan wajah dalam video rekaman kajian", nah dari situlah akhirnya mereka berpecah-belah sampai akhirnya menjadi Sejatiyyun Level 1, Level 2A dan 2B, Level 3, dan Kokohiyyun. Bahkan di Kokohiyyun pun kini sudah mulai tampak jelas ada perpecahan akibat masalah hukum boleh atau tidaknya berorganisasi.
.
.
📷❓ Apa akar penyimpangan dari para "Pengaku Salafiy" tersebut?
📷▶ Akar penyimpangan mereka adalah pada "Tauhîd Uluhiyyah" atau tentang per‘ibadahan kepada الله Subhânahu wa Ta‘âlâ. Mereka itu disebut ber‘aqidah Neo-Murji-ah karena sekaligus menggabungkan ‘aqidah Murji-ah dengan ‘aqidah Khowârij.
Sederhananya harus paham bahwa konsep îmân bagi Ahlus-Sunnah itu adalah: suatu pengakuan DAN** ketundukan di dalam hati sanubari DAN** ucapan kata di lisan DAN** perbuatan anggota badan – di mana îmân itu dapat bertambah karena melakukan keta'atan dan berkurang karena melakukan kemaksiyatan.
** Perhatikan kata sambung "DAN" (yang artinya harus sekaligus eksis kesemuanya) serta konsep bahwa îmân itu dinamis (bisa naik dan bisa turun).
Adapun konsep îmân bagi Murji-ah adalah îmân itu hanya pengakuan di dalam hati, adapun ucapan dan perbuatan hanya pelengkap atau sebagai bukti dari îmân, jadi îmân dan ‘amal itu terpisah.
Beda jauh kan dengan konsep îmân bagi Ahlus-Sunnah?
Itulah mengapa mereka disebut "murji-ah ma‘al hukkâm", yaitu karena mereka menolak bahkan mengingkari kewajiban menegakkan amar ma‘rûf nahyi munkar terhadap hukkâm yang zhôlim, bahkan menganggapnya sebagai fitnah yang dapat merusakkan keamanan di muka Bumi. Sementara mereka tetap menganggap diri mereka masih orang-orang yang berîmân secara utuh walau mengingkari kewajiban amar ma‘rûf nahyi munkar terhadap hukkâm.
Disebut "khowârij ma‘ad du‘ât" karena mereka bermudah-mudah menyesat-nyesatkan para da‘i yang mengajak kepada al-Qur-ân dan as-Sunnah serta ishlah namun berbeda pendapat tentang hal-hal yang bershifat furu‘iyyah (kecabangan) dan ijtihadiyyah dengan mereka.
.
.
📷❓ Kita tahu bahwa GPK Kokohiyyun itu dagangannya adalah ‘aqidah sesat mutant hybrid abominasi "murji-ah ma‘al hukkâm, khowârij ma‘ad du‘ât", lalu bagaimana mereka bisa mempertahankan agar pengikutnya tetap setia pada gerombolannya?
📷▶ Agar pengikutnya tetap setia dengan gerombolan / sektenya, maka maka setiap gerombolan atau sekte sesat itu pasti punya modus di dalam berda‘wah menyerukan kesesatannya. Sebab kalau tidak, pengikutnya akan tersadar tentang kesesatan dari gerombolan / sekte tersebut.
Secara garis besar, ada 4 modus utama yang digunakan oleh sekte-sekte sesat di Dunia untuk mempertahankan pengikutnya agar tetap berada di dalam kesesatan.
.
.
📷❓ Apa-apa saja modus yang biasa digunakan oleh gerombolan / sekte sesat itu?
📷▶ Modus pertama adalah berani dengan tak tahu malu mengklaim bahwa kebenaran hanya ada pada gerombolan / sektenya saja – sedangkan di luar gerombolan / sektenya, maka tiada satupun yang selamat ‘aqidahnya ataupun manhajnya, sehingga tiada kebaikan yang bisa diambil dari kelompok / organisasi / komunitas di luar mereka.
Dagangan sekte sesat GPK Kokohiyyun itu adalah: hanya mereka saja yang selamat manhajnya, di mana implikasinya adalah meskipun di luar sekte sesat GPK Kokohiyyun itu terlihat sangat jelas ada banyak kebaikan, namun kebaikan itu sama sekali tak berguna karena dasar manhajnya sudah salah (menurut versi mereka).
Makanya kita melihat:
✗ Adanya istilah "Ustâdz Sunnah", "Masjid Sunnah", "Sekolah Sunnah", "Travel ‘Umroh Sunnah", "Perumahan Sunnah", dlsb. Bahkan mencari pedagang saja bermanhaj Salaf, atau mencari tukang bermanhaj Salaf.
✗ Waktu ada tabligh akbar gerombolannya, di mana kebetulan saat bersamaan ada pawai Ummat Islâm, mereka berani menuliskan status yang kira-kira bunyinya: "1 golongan ada di Istiqlâl, 72 golongan di jalanan", karena mereka mengklaim bahwa diri merekalah al-Firqotun-Najiyah itu.
✗ Menuduh jutaan Ummat Islâm yang turun Aksi Bela Islâm (1410, 411, 212) sebagai "Persatuan Kebun Binatang" alias sesat semua.
GPK Kokohiyyun itu sangat suka menggadang-gadang istilah "nyunnah" dan "tidak nyunnah", tentunya dengan klaim sepihak bahwa sekte mereka lah "yang nyunnah" (maksudnya: hanya mereka yang sesuai Sunnah), sedangkan kelompok selainnya dianggap sebagai "tidak nyunnah" (maksudnya: ahlul-bid'ah). Maka dari itu keluarlah istilah "Kajian Sunnah" yang selalu digunakan untuk menyebut majlis-majlis mereka, istilah "Ustâdz Sunnah" disematkan untuk ngustad-ngustad mereka, dan "sudah kenal Sunnah" dilabelkan kepada para pengikut GPK Kokohiyyun.
Pokoknya, semua yang serba "Sunnah" mereka rampas dari Ummat Islâm, sehingga di luar mereka, semua dianggap sebagai tidak nyunnah alias pelaku kebid‘ahan yang sesat dan tempatnya adalah di Neraka.
Konyolnya, walaupun klaim istilah "Bermanhaj Salaf", "Menebar Cahaya Sunnah", "al-Atsarî", dlsb, sudah mereka klaim semua, akan tetapi karena hakikatnya mereka itu ada di atas kesesatan, maka sifat-sifat buruk, keserakahan, dan kerakusan mereka itu sama sekali tidak bisa ditutup-tutupi.
Akhirnya, sebagaimana yang telah dibahas pada bagian sebelumya, ternyata di kalangan para Pengaku Salafiy (Salafiy Maz‘ûm) malah terjadi saling cakar-akaran dan bertengkar memperebutkan siapa yang paling nyunnah, dan siapa yang paling kukuh lagi sejati kesalafiyannya. Makanya kita mengenal ada Sejatiyyun yang berlevel-level, atau Kokohiyyun yang walau kelihatan solid di luar tetapi sesungguhnya berkubu-kubu juga.
Semua itu cakar-cakaran dan pertengkaran itu terjadi sementara mereka semua mengaku sebagai "Bermanhaj Salaf" dan menggadang-gadang bahwa: "tidak ada persatuan kalau tidak di atas manhaj yang benar".
Maka dari itu, apabila ditanyakan betul kepada kebanyakan dari mereka (kroco-kroconya) tentang apa sebenarnya manhaj itu, maka mereka pasti akan kebingungan menjawabnya – dan kalaupun bisa memberikan jawaban, maka itu akan berbelit-belit dan tak jelas juntrungannya ke mana.
Kenapa?
Karena kebanyakan dari mereka hanyalah orang-orang lugu yang diperalat saja.
Sementara kalaupun mereka mampu menjawab pertanyaan tersebut dengan benar dan menggunakan bahasa yang sederhana, maka manhaj itu tidak lagi menjadi sesuatu yang ekslusif hanya ada di gerombolan mereka saja.
Kenapa?
Sebab, Ummat Islâm yang ada di luar gerombolan mereka pun ternyata juga bermanhaj Salafus-Shôlih, di mana hal ini sangat-sangat berbahaya karena bisa mengancam eksistensi gerombolannya sebagai "Pemegang Cap Kebenaran" dan "Pemberi Sertifikat Kelurusan Manhaj".
Itu modus yang pertama.
.
.
📷❓ Baiklah, kalau begitu apa modus yang kedua?
📷▶ Modus kedua adalah: membunuh karakter da‘i dan asatidz yang mengajak kepada al-Qur-ân dan as-Sunnah serta ishlah, yang ada di luar sektenya.
GPK Kokohiyyun itu sangat gencar mencari-cari kekurangan da‘i dan asatidz lain, khususnya dari kalangan orang ‘alim yang sangat memahami kesesatan ‘aqidah dari GPK Kokohiyyun itu.
Kita menyaksikan betapa rajinnya mereka dalam mencari-cari kesalahan di menit dan detik dari ribuan jam videonya Ust Adi Hidayat, Lc MA حفظه الله dan Ust Abdul Somad, Lc MA حفظه الله untuk kemudian di-cut dan di-paste menjadi video baru yang kemudian di-framing bahwa UAH dan UAS itu begini dan begitu, maka dari itu UAH dan UAS itu manhajnya bermasalah bahkan sesat.
Begitu juga mereka dengan tak tahu malunya mencari-cari tweet lama dari Ust Oemar Mita, Lc untuk dipermasalahkan. Atau juga poster-poster kajian Ust Hanan Attaki, Lc untuk di-framing.
Makanya apabila ada da‘i atau asatidz yang memang berbuat kekeliruan, ataupun tergelincir, maka GPK Kokohiyyun itu akan sangat senang sekali dan akan langsung dilakukan blow-up dengan menyiarkannya ke mana-mana 7 hari 7 malam, 24/7, agar seantero DuMay tahu.
Tujuannya tak lain adalah agar pengikut yang telah dengan susah-payah disesatkan dengan indoktrinasi dengan kebenaran versi mereka (kebenaran palsu atau kesesatan!), tak berani mendekati orang-orang yang lurus pemahamannya.
Sebab, kalau sampai para pengikutnya mendengar hujjah yang kuat dan melihat fakta kebenaran yang dimiliki oleh orang da‘i atau asatidz di luar gerombolannua, mereka takut para pengikutnya tersebut akan jadi melek dan tersadar kalau selama ini telah dibodoh-bodohi dengan berbagai argumen palsu dan fakta-fakta yang dimanipulasi.
Maka dari itu, "tahzîr" adalah salah satu kegiatan utama yang sangat penting di dalam da‘wah GPK Kokohiyyun itu. Jadi tahzîr adalah ibarat dinding rapuh yang menghalangi gelombang tsunami kebenaran yang menutupi pemikiran para pengikutnya agar jangan sampai keluar dari indoktrinasi ajaran sesat manhaj palsu GPK Kokohiyyun itu.
Adapun salah satu kalimat yang sering mereka gadang-gadangkan untuk menciptakan sekat itu adalah: "syubhât itu menyambar-nyambar sedangkan hati ini lemah". Atau juga: "larangan duduk dengan ahlul-bid‘ah".
Implikasinya, pengikut GPK Kokohiyyun itu takkan punya keberanian pergi ke luar mendekat kepada kelompok-kelompok lain, karena takut terkena syubhât.
Kemudian apabila ada yang nekad keluar dari GPK Kokohiyyun itu, maka mereka akan segara menjauhi, memusuhi, bahkan menjelek-jelekkan person tersebut. Biasanya akan keluar kata-kata: "Dulu di atas kebenaran dan mengajak kepada Sunnah, kini ada di atas kebid‘ahan hizbiy harokiy", atau: "Hidayah itu memang mahal." Kata-kata yang sering sekali mereka katakan kepada asatidz yang keluar dan membongkar kesalahan dan kebusukan GPK Kokohiyyun itu kepada Ummat Islâm.
Itu adalah modus yang kedua.
.
.
📷❓ Baiklah, kalau begitu apa modus yang ketiga?
📷▶ Modus ketiga adalah menutup-nutupi atau berusaha mengecil-ngecilkan kesalahan yang diperbuat oleh ngustad-ngustad GPK Kokohiyyun.
Apabila ngustad-ngustad sekte sesat GPK Kokohiyyun itu sendiri yang melakukan kesalahan, maka mereka berusaha menutup-nutupinya, misalnya mengambil pendapat minoritas dan ditinggalkan semacam "tahi kucing tidak najis", maka mereka akan berusaha membelanya dengan mengatakan fiqih itu luas, fiqih itu luwes. Sementara ketika da'i lain berbeda pendapat fiqih dengan gerombolannya, maka akan langsung divonis sesat-menyesatkan!
Adapun bila kesalahan ngustadnya itu ternyata sangat fatal, tak bisa ngeles atau dicarikan alasan, seperti misalnya: fatwa "Persatuan Kebun Binatang", "salah bunuh muslim adalah layaknya ijtihâd yang keliru", "tumpahkan darahnya demonstran", "harôm marah kepada Yahûdi atas kebrutalan mereka", "mengikut jumhur pro demokrasi", dlsb, maka diserukanlah pembelaan dengan argumentasi bahwa ngustadnya itu adalah manusia biasa yang tidak ma’shum sehingga bisa salah dan bisa lupa, namun lihatlah betapa banyak keutamaan, kelebihan, dan kebaikannya. Kemudian ditekankan lagi bahwa manhaj ngustadnya itu sudah benar, sehingga kesalahan yang kecil akan tertutupi oleh lurusnya manhaj, sehingga tidak boleh mengkritik ahli ‘ilmu karena itu adalah adab yang buruk bahkwan ghîbah.
Itu adalah modus yang ketiga.
.
.
📷❓ Modus keempat apa?
📷▶ Modus keempat adalah dengan mengucilkan dan mentahdzîr siapapun yang keluar dari gerombolan mereka.
Siapapun yang diberikan hidayah oleh الله Subhânahu wa Ta‘âlâ menemukan kebenaran dan keluar dari kungkungan kebodohan GPK Kokohiyyun, langsung akan mereka tinggalkan dari pertemenanan (kucilkan), tahdzîr, bahkan boycott dan fitnah pun akan mereka lancarkan.
Ini sudah terjadi di mana-mana ketika ada yang keluar dari GPK Kokohiyyun, maka akan langsung ditinggalkan dari pertemanan, dikucilkan, bahkan diboycott dan difitnah. Semakin tinggi posisi orang yang keluar tersebut semasa dia di GPK Kokohiyyun, maka semakin kuat pula permusuhan mereka karena dianggap berkhianat.
Demikian, semoga dapat dipahami, semoga di lain waktu dapat dilanjutkan, إن شاء الله.
نَسْأَلُ اللهَ الْسَلَامَةَ وَالْعَافِيَةَ

Anti Talafi Club
SENIN, 16 JULI 2018


Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.