Sok Paling Salafy Untuk Menutupi Kebodohan dan Kesombongan

Sok Paling Salafy Untuk Menutupi Kebodohan dan Kesombongan
Sok paling salafy untuk menutupi kebodohan dan kesombongan & sok pandai karena dia anggap nyasar ke neraka tuh mudah kembalinya.

Di dunia medsos banyak sekali pendekar yang terlahir prematur.

Komentar dan analisanya luar biasa ceroboh dan lancangnya.

Salah satunya ialah sikap " hajar dulu urusan benar atau salah belakangan".

Apapun dalil dan kaedah yang "dianggap kurang menguntungkan dirinya, ditolak dan dianggap palsu".

Sebagian orang ada yang menentang kaedah "dengar ucapannya jangan lihat orangnya".

Ini adalah kaedah yang benar, dan diajarkan oleh para ulama' sedari dulu kala.

Namun karena sebagian orang salah menerapkannya atau ceroboh dalam menerapkannya, maka sebagian orang bodoh merasa perlu untuk menghapuskan atau mengingkarinya, dianggapnya kaedah ini membuka pintu kesesatan dan dalil yang membenarkan masyarakat untuk ceroboh dalam mengambil ilmu.

Karena sama sama salah paham, akhirnya sebagian orang dengan lancangnya menolak kaedah di atas secara total.

Kedua sikap di atas tentu saja salah besar, yang gegabah menerapkan salah dan yang menentangnya secara menyeluruh juga salah.

Keduanya salah karena mereka adalah ulama' ulama' prematur . Seharusnya mereka berdua tuh bercermin agar tahu diri kalau mereka itu belum kapasitasnya menerapkan kaedah atau dalil tanpa bimbingan seorang guru yang mumpuni.

Tapi apa boleh dikata, inilah dunia medsos, yang banyak melahirkan ulama' gadungan dan jagoan palsu, hasbunallahu.

Dr Muhammad Arifin Badri
30 Juni pukul 05.07 ·

Sumber : https://www.facebook.com/DrMuhammadArifinBadri/

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.