Akhi Fillah.
Mungkin diantara kita sangat mengerti tentang karakter lalat, bahkan sifat inilah yg kebanyakan dimiliki oleh Ustadz dan teman ana di Salafi, bisa diistilahkan MANHAJ LALAT.
Mungkin ada yg heran bukankah manhaj lalat itu, ditunjukkan pada kelompok diluar salafi, maka ana jawab, antum kayaknya jarang bercermin.
Ditulisan ini ana akan cukupkan menyebutkan 3 kelompok Salafi jaman Now (Manhaj Lalat/ngaku ngaku salafi).
1.Salafi dibawah payung hukum Ustad L***** B****** DKK.
2.Salafi dibawah payung hukum Ustad D********** DKK
3.Salafi dibawah payung hukum Ustadz di T* R**** DKK.
Sebelumnya, apakah ketiganya bersatu, jawabanya mereka bagaikan minyak dan air.padahal mereka mengajarkan tauhid dari kitab yg sama, maka jawaban yg paling cocok, mereka bukanlah Salafi tapi Hizbiyyah, dan mari simak pertanyaan yg diajukan kepada Syaikh Salim bin Ied Al-Hilali
Syaikh Salim bin Ied Al-Hilali ditanya : Ada yang mengatakan bahwa sesungguhnya As-Salafiyyun adalah orang-orang yang sering dan senang berpecah belah, seperti yang terjadi di Yaman atau Arab Saudi, atau negara lainnya. Apa pendapat Syaikh tentang hal ini?
Jawaban
Di antara nama-nama Ad-Da’wah As-Salafiyyah, ialah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Sehingga As-Sunah menyeru kepada persatuan. Sedangkan bid’ah menyeru kepada perpecahan. Jadi, As-Salafiyyun mengundang dan mengajak (yang lainnya) kepada persatuan, kesatuan dan kebersamaan.
Lalu, jika sampai terjadi perselisihan, perpecahan atau pengelompokan-pengelompokan di sebagian negara-negara, maka sesungguhnya hal ini terjadi karena beberapa sebab ; diantaranya lemahnya pemahaman dan adanya cacat dalam memahami manhaj. Karena lemah dan cacat dalam memahami manhaj ini, dapat menyebabkan terjadinya perpecahan. Seandainya mereka memahami manhaj ini dengan pemahaman yang baik dan benar sebagaimana yang digariskan Islam, diterangkan Rasulullah, dan dijelaskan oleh para ulama, tentu mereka tidak akan berpecah-belah. Karena hubungan para ulama salaf dengan sesama lainnya, adalah hubungan yang saling memperkuat dan menyempurnakan ; karena negara-negara ini semakin meluas dan banyak. Sedankan orang yang berijtihad dari kalangan ulama, mereka saling tolong-menolong antar sesama mereka, dalam kaidah mempertahankan persatuan dan tidak saling berselisih. Seandainya pun para hizbiyyin mampu menyusup ke tengah barisan As-Salafiyyun dan mampu memecah-belah sebagian As-Salafiyyun, maka kita tidak perlu merasa heran!
Mari kita lihat manhaj lalat yg sudah lama ana perhatikan.
Contoh ketika kelompok LB dkk buang kotoran maka kelompok DZ akan mengerumuni kotoran itu dan menyebarkanya, sebaliknya juga demikian, termasuk kelompok TR dkk pun berlaku demikian.
Cat, kotoran dibaca kekeliruan.
Cuman yg ana sayangkan kadang ada ustadz kami jelas jelas membuang kotoran, cuman kotoranya masih dijaga oleh temanya yg lain, artinya kekeliruannya jelas tapi masih dibela mati matian.
Walaupun jujur ana katakan, diantara teman kami yg memiliki pemikiran seperti ana sudah banyak, mereka sangat mengerti tentang kerusakan hati dikajian salafi, dan mereka berusaha keluar dari kerumunan lalat.
Empat belas tahun ana belajar di komunitas salafi, jujur banyak ilmu yg ana dapat, tetapi yg paling menonjol adalah perselisihan, fitnah dan kesombongan dimana tujuan akhirnya supaya jamaah tidak pada lari.
Padahal Al Imam Adz Dzahabi rahimahullah berkata, “Kesombongan yang paling buruk adalah orang yang menyombongkan diri di hadapan manusia dengan ilmunya , merasa dirinya besar dengan kemuliaan yang dia miliki. Bagi orang tersebut tidak bermanfaat ilmunya untuk dirinya. Barangsiapa yang menuntut ilmu demi akhirat maka ilmunya itu akan menimbulkan hati yang khusyuk serta jiwa yang tenang. Dia akan terus mengawasi dirinya dan tidak bosan untuk terus memperhatikannya, bahkan setiap saat dia selalu introspeksi dan meluruskannya. Apabila dia lalai dari hal itu, dia akan menyimpang dari jalan yang lurus dan akan binasa. Barangsiapa yang menuntut ilmu untuk membanggakan diri dan meraih kedudukan, memandang remeh kaum muslimin yang lainnya serta membodoh-bodohi dan merendahkan mereka, maka hal ini merupakan kesombongan yang paling besar. Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun hanya sebesar dzarrah (biji sawi).
Laa haula wa laa quwwata illaa billah. ” (Al Kabaa’ir ma’a Syarh li Ibni al ‘Utsaimin hal. 75-76, cet. Daarul Kutub ‘Ilmiyah.)
Maka akhir dari tulisan ini, ana mengajak teman Ana yg betul betul mencari Ilmu dan keindahan Ahlaq untuk sekali kali keluar dari kerumunan lalat, karena diluar banyak kerumunan madu, yg memiliki ilmu dan ahlaq yg tinggi, walaupun mereka tidak sibuk meneriakkan diri bahwa kami adalah salafi asli.
Mudahan mudahan tulisan ana bisa menyatukan mereka yg bermanhaj lalat, dan setelah itu belajar dari pecinta manhaj Madu.
Afwan Uwais Al Makassary
Sumber : https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=472846283135534&id=460453714374791
#Uwais Al Makassary