Apakah Musik Itu Haram, Ustad?? - Kajian Medina

Saya jawab: Hukum tidak mengenai benda, tapi ia mengenai sifat. ada seseorang yang mendapatkan uang riba (berupa bunga bank konvensional). lalu orang tersebut memberi uang itu ke anda (sebagai hadiah), maka anda HALAL menerimanya. Dosa mengenai orang yang bertransaksi dengan riba tersebut, bukan mengenai anda. yang haram ialah sifat mendapatkannya, bukan dzat uangnya. Pisau jika anda gunakan untuk membunuh orang tanpa hak, maka haram. Tapi jika pisau anda gunakan untuk memotong tomat, maka halal. alkohol jika anda minum, haram ! (karena ada nash qoth’i yang mengharamkannya). Jika anda gunakan untuk mengobati luka, maka halal.

Demikian pula masalah musik; MUSIK AKAN MENJADI HARAM TERGANTUNG ‘ILLAT-NYA. Jika ‘illatnya membawa pada keharaman, maka haram. sehingga pantas empat imam mazhab mengharamkan musik karena memang pada zaman mereka musik itu selalu di iringi dengan sesuatu yang haram. Namun jika ‘illat yang mengharamkannya hilang, maka ia mubah/boleh jika ditinjau dari perspektif ushul fiqih. dan ini pendapat Imam Ibnu Hazm Rahimahullah dan sejumlah fuqoha’.

MISAL. anda mendengar musik diskotik, atau anda mendengar musik sambil joged-joged dengan wanita, atau anda mendengar musik yang liriknya merangsang untuk berciuman, mengkhayal sex, berzina, atau musik-musik yang cabul lainnya. Jikalau anda bermusik dengan di iringi lagu islami yang membangkitkan semangat bersedekah, berinfaq, berjihad, beribadah, maka menurut sebagian Ulama ini BOLEH dan tidak terlarang sama sekali.

SARAN dari kami. jika pun anda mendengarkan musik, maka jauhi musik-musik yang hina, nista, dan kotor. LALU, jangan jadikan musik sebagai hobi dan kebiasaan dalam keseharian sehingga menjauhkan anda dari AL-QUR’AN. Musik tidak akan menjadi penyelamat anda di akhirat, musik juga tidak bisa menerangi kegelapan di dalam kubur. karena sesungguhnya Al-Quran adalah obat dan rahmat bagi orang-orang beriman.

Wallahu A’lam
✒_____
Ustad Maaher At-Thuwailibi.

Sumber : https://www.facebook.com/Ustadz-Maaher-At-Thuwailibi-204982493424283/