Oleh Hilmi Firdausi
Dulu waktu Pramuka jaman SD, Kakak pelatih Pramuka paling senang bernyanyi bersama lagu disini senang, disana senang, dimana-mana hatiku senang. Sampai sekarang saya memiliki Sekolah sendiri, lagu itu tampaknya masih bertahan dinyanyikan oleh siswa-siswi anggota Pramuka di setiap acara.
Saya berdakwah memang dimana saja, tak pernah lihat sekat-sekat, lintas manhaj, lintas ormas tapi tidak lintas dunia, karena dunia lain belum bisa saya dakwahi hingga saat ini. 🙈
Kadang saya berdakwah mengisi kajian dikalangan profesional alias orang kantoran, kadang ngisi kajian di depan pejabat negara, kadang mengisi kajian di kalangan Muhammadiyah, ceramah Tabligh Akbar dikalangan NU, ngisi Seminar anak muda, memberi tausiyah di kalangan Majlis Ta’lim Emak-Emak, jadi pembicara parenting bahkan sampai jadi narsum di ILC walau saya bukan Lawyer...hehehe. Jamaahnya pun rupa-rupi, dari yang berdasi hingga berdaster (gamis maksudnya 😁). Dari yang hijab panjang (pr) celana cingkrang (lk) sampai yang hanya berkerudung (pr) dan pakai sarung (lk). Dari sosialita sampai rakyat biasa. Dari mahasiswa sampai siswa TK. Dari ABG muda sampai ABG tua 😂, Pokoknya ramai rasanya kayak Nano-nano.
Lalu saya in syaa Allah akan selalu datang jika diundang mengisi acara apapun yang tidak bertentangan dengan syariah, diundang Kajian Keislaman, Kajian Rumah Tangga, Pengajian Ibu-Ibu, Seminar, Acara muhasabah sampai Istighosah, acara dzikir akbar sampai kajian sunnah, acara Maulid, Isra' Mi'raj dsb...In syaa Allah saya akan datang selama tidak ada maksiat dalam acara-acara, mengutamakan ukhuwah Islamiyah dan terutama tidak bentrok dengan jadwal saya yang lain.
Makanya ga usah heran, kalau imej saya bukan ustadz dari kalangan tertentu, komunitas tertentu...saya ya saya, berdakwah untuk semua saudara saya yang masih mengaku beriman kepada Allah dan RasulNya serta rukun iman lainnya, masih menjalankan rukun Islam seutuhnya, tidak prasmanan apalagi terima pesanan...emang catering. 😂
Sebagai Da’i ala Pramuka, saya pun harus siap banyak senjata. Kalau ceramah Tabligh Akbar ini paling enak, ceramah satu arah, tidak ada sesi tanya jawab dan ga usah siapkan slide materi. Nah...beda kalau ngisi kajian apalagi audiensnya orang-orang cerdas dan kritis, amunisinya harus cukup. Banyak baca referensi, siapkan slide materi serta rajin minum susu pagi dan malam hari 😂, serta banyak baca Robbisrohli shodri 😊.
Intinya...saya menikmati setiap
lakon saya dunia ini. Berwirausaha, berdakwah, menulis, bermediasosial, semua saya lakoni Lillah, Billah, Fillah. Jadi apapun omongan orang yang kurang baik tentang kita...sederhana saja cara menyikapinya...EGP...Emang Gue Pikirin.😁
Terakhir, karena julukan saya makin banyak (UKB, UHF, Ust Lebah, Ust Mahmud Abas), maka izinkanlah saya dengan kerendahan hati dan kedalaman kalbu merequest kepada jamaah dan sahabat semua untuk memanggil saya UHF saja. Biarin deh dikatain “ ini Ustadz apa antena ?” 😂. UHF ini selain kepanjangan nama saya, juga punya filosofi tersendiri. Ultra High Frequency...dengan frekuensi yang cukup tinggi, izinkanlah saya memberikan manfaat kepada banyak orang, berdakwah selayaknya Lebah, dan tak lupa berjuang untuk agama ini pun laksana lebah.
Jangan lupa untuk memfollow semua akun medsos saya, (sekarang saya lumayan aktif juga di IG dan Twitter @hilmi28). Mohon maaf jika mesej belum terbalas, karena ada ribuan yang masuk dan saya masih kesulitan mencari waktu agak luang untuk menjawab pesan antum semua.
Mohon doakan kesehatan saya yang akhir-akhir ini kurang fit mungkin karena kelelahan. Tetap #SEBAH Semangat Lebah 🐝🐝🐝.
FB : Hilmi Firdausi
FP : Kajian Hilmiyah
IG/Twitter : @hilmi28
Hilmi Firdausi bersama Dinda Damayanti.
19 Maret ·
#Ustadz Hilmi Firdausi