Penganut Al-Madkhali Ini Mengaku Sebagai Pembunuh Syaikh Al-Umrani

Penganut Al-Madkhali Ini Mengaku Sebagai Pembunuh Syaikh Al-Umrani - Kajian Medina
Penganut Al-Madkhali Ini Mengaku Sebagai Pembunuh Syaikh Al-Umrani

Tripoli – Kabar penculikan dan hilangnya ulama kenamaan Libya, Syaikh Nadir Al-Umrani, sejak 6 Oktober 2016 lalu, telah menghiasi pemberitaan media Timur tengah.

Pekan ini, kabar mengejutkan muncul setelah beredarnya video yang dibuat oleh Badan Investigasi Kriminal (CIB) di Tripoli. Video yang ditayangkan di Youtube itu menampilkan seorang pria bernama Haitam Az-Zintani yang mengaku berperan dalam penculikan dan pembunuhan Syaikh Al-Umrani.

Libya Observer pada 6 Oktober lalu melaporkan bahwa penculikan Syaikh Al-Umrani terjadi ketika dua mobil mencegat Syaikh saat ia sedang dalam perjalanan untuk shalat Shubuh di daerah Tripoli.

Syaikh bernama lengkap Dr. Nadir As-Sanusi Al-Umrani merupakan seorang ulama Libya dan anggota Dewan Penelitian dan Studi Islam di Daarul Ifta Libya. Dia adalah sahabat karib dari Mufti Besar Libya, Syaikh Sadiq al-Ghariani.

Syaikh Al-Ghariani adalah oposisi dari Jenderal Khalifa Haftar, komandan Tentara Nasional Libya (GNA). Namun, Syaikh Al-Ghariani juga menentang pemerintah Libya yang didukung PBB.

Peneliti Libya, Abdullah al-Jaadi mengatakan bahwa dua kelompok pemerintah yang berseteru baik dari GNA maupun  pemerintah bentukan PBB bisa mendapatkan keuntungan dari penculikan Syaikh Al-Umrani.

Dalam video Az-Zintani, dalang penculikan dan pembunuhan Syaikh Al-Umrani dilakukan oleh kelompok Salafi pendukung Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali. Para pendukung Al-Madkhali ini diduga terkait dengan milisi ‘Rad’ul Khassah’ atau Rada’ di Tripoli.

Gilles Kepel, seorang ilmuwan politik menjelaskan bahwa pemikiran Al-Madkhali merupakan contoh sempurna dari sebuah gambaran “ulama tukang vonis” yang ditemukan di banyak rezim Timur Tengah. Meskipun awalnya kritis terhadap pemerintah Saudi, ia sekarang kukuh membela rezim Saudi.

“Al-Madkhalisme memiliki doktrin yang melibatkan pendekatan lunak terhadap rezim. Pemikiran ini berbeda dengan sejumlah kecenderungan Salafi lainnya yang lebih radikal,” kata Kepel.

Menurut sebuah artikel Wikipedia, Madkhalisme (paham yang disebarkan Al-Madkhali) merupakan sebuah landasan wacana bagi para pengikutnya yang dituntut setia tanpa ragu terhadap pemerintah. Mereka, bahkan, cenderung menggunakan kekerasan ekstrim dan hal itu dibenarkan untuk diberlakukan terhadap rakyat mereka.

Tidak seperti kelompok-kelompok Islam lainnya yang sering menentang pemerintah diktator di Timur Tengah, gerakan Madkhalisme secara terbuka mendukung rezim tersebut.

Madkhalisme berpendapat bahwa pemerintah negara-negara Arab memerintah atas hak ilahiyah. Menurutnya, rakyat sipil tidak diperbolehkan mengambil kekuasaan rezim.

Pengakuan Az-Zintani dalam video yang beredar di Youtube menceritakan detail yang cukup dalam atas apa yang terjadi pada Syaikh Al-Umrani dan mengapa ia dibunuh.

Haitam Az-Zintani mengklaim bahwa seorang rekannya menempatkan Syaikh Al-Umrani dalam sebuah lubang di tanah, setelah menuduh ulama Libya itu telah menyesatkan masyarakat dengan pandangan agama yang sesat.

Az-Zintani kemudian menembak dan menguburnya. Ia juga mengklaim bahwa rekannya itu ialah seorang kepala cabang dewan anti-kejahatan Esbiaa, Al-Umrani telah ditahan di markas dewan tersebut selama sebulan sebelum dibunuh.

Zintani menjelaskan bahwa Al-Umrani pantas dibunuh karena pandangannya bertentangan dengan pemikiran Al-Madkhali. Penculikan dan pembunuhan Syaikh Al-Umrani merupakan perintah dari seorang ulama penganut Madkhalisme di Mesir.

Ia menyebut sejumlah ulama lain yang merupakan rekan dan orang terdekat Mufti Libya Syaikh Al-Ghariani masuk dalam daftar kematian. Beberapa mengklaim bahwa banyak anggota milisi ‘Rad’ul Khassah’ yang dipimpin oleh Abdulauf Kara adalah pendukung Madkhali.

Kendati demikian, ‘Rad’ul Khassah’ telah membantah terlibat dalam pembunuhan Syaikh Al-Umrani.

“Pasukan kami mengutuk keras kejahatan ini, kami juga mengutuk saran bahwa mereka terlibat di dalamnya. Kami menyeru semua pihak terkait termasuk Kejaksaan Agung untuk segera membuka penyelidikan atas insiden tersebut,” bantah milisi ‘Rad’ul Khassah’.

Kelompok yang biasa disebut Rada’ ini juga membantah bahwa orang yang muncul dalam video bekerja untuk ‘Rad’ul Khassah’ atau memiliki kaitan dengan kelompok ini.

Menurut Libya Observer, sejauh ini dari semua bukti yang ada tampaknya hanya bersandar pada satu video kontroversial ini dan pengakuan Az-Zintani.

Menurut Zintani, perintah untuk membunuh Al-Umrani datang dari ulama Mesir, Mohammed Saeed Raslan. Dia menambahkan, “Al-Umrani dibunuh oleh Kepala Departemen Kementerian Dalam Negeri Direktorat Anti Kejahatan yang seharusnya, Abdelhakim Muqaidish, dan Ahmed Al-Safi, seorang mufti dari kelompok di Libya dan telah menerima fatwa dari Mesir.”

Zintani mengklaim bahwa ia berasal dari kelompok dari ‘Rada’ atau ‘Rad’ul Khassah’, sebuah detasemen khusus. Kelompok ini telah mengadakan pertemuan, di mana mereka berencana untuk membunuh sejumlah ulama dan syaikh yang mereka anggap sebagai anggota Ikhwanul Muslimin atau Jamaah Libya Muqatilah.

Libya Observer menyatakan sebagian besar anggota ‘Rada’ diyakini memiliki hubungan dengan penganut Madkhalisme, tetapi juga dikatakan terkait dengan Khalifa Haftar yang mereka anggap sebagai pemimpin negara.

Reporter: Fajar Shadiq
Sumber: Digitaljournal.com dan Libya Observer

Sumber : https://www.kiblat.net/2016/11/22/penganut-al-madkhali-ini-mengaku-sebagai-pembunuh-syaikh-al-umrani/ (Selasa, 22 November 2016 18:45)

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.