Awas! Taqlid Buta Bukti Anda Belum Ngaji Tauhid

Awas! Taqlid Buta Bukti Anda Belum Ngaji Tauhid - Kajian Medina
Awas! Taqlid buta bukti anda belum ngaji tauhid.

Imam Ibnu Taimiyyah berkata:
Adapun orang yang mengikuti seorang ahli ijtihad (ulama') karena ia tidak mampu untuk mengetahui kebenaran secara terperinci, sedangkan dalam taqlidnya ini, ia telah mencurahkan segala daya dan upayanya untuk mengetahui ulama' yang paling berkompeten sebagaimana yang dilakukan oleh seorang mujtahid ketika berijtihad sekuat tenaga guna mengenali kebenaran, maka orang ini tidak berdosa karena taqlidnya, walaupun akhirnya ia terbukti salah, sebagaimana yang terjadi pada orang yang telah berusaha sekuat tenaga untuk mengetahui arah qiblat.

Sedangkan orang yang bertaqlid kepada orang lain (ulama') dan enggan mengikuti ulama' lain hanya berdasarkan HAWA NAFSUNYA, kemudian ia membela pendapat orang tersebut dengan segala kekuatan tangan dan lisannya tanpa ia memiliki ilmu bahwa ulama' yang ia bertaqlid kepadanya benar benar berada di atas kebenaran, maka muqallid model ini termasuk GOLONGAN ORANG ORANG JAHILIYAH, walaupun ternyata ulama' yang ia ikuti berada di atas kebenaran, dan tentunya perbuatan orang ini tidak termasuk amal shaleh.

Dan bila orang yang ia ikuti terbukti menyimpang dari kebenaran, maka ia juga tetap berdosa, bagaikan orang yang berkomentar tentang Al Qur'an hanya berdasarkan akal pikirannya, maka kalaupun komentarnya benar maka ia tetap telah berbuat kesalahan, dan bila tanggapannya itu terbukti salah maka hendaknya ia mempersiapkan tempat duduknya di dalam neraka.

Dan mereka itu sejenis dengan orang orang yang enggan membayar zakat, yang ancamannya telah dijelaskan sebelumnya.

Juga sejenis dengan orang orang yang telah menjadikan dirinya se bagai budak dinar dan dirham dan pakaian sutra.

Karena orang yang enggan membayar zakat sangat mencintai hartanya sampai menghalanginya dari menunaikan ibadah kepada Allah dan ketaatan kepada-Nya, maka mereka layak disebut sebagai budak harta kekayaan, demikian pula orang orang tersebut yang fanatik kepada ulama'nya. Pada diri mereka terdapat syirik kecil, sehingga mereka layak mendapat ancaman seberat dosa mereka. Dan telah ditegaskan pada satu hadits bahwa:
إن يسير الرياء شرك
ٍSesungguhnya riya' yang sedikit itu adalah bentuk dari kesyirikan. (Majmu' Fatawa Ibnu Taimiyyah 7/71-72)

Yuk ngaji tauhid dengan benar, kaji kitab ulama’, belajar juga kepada ulama’ dan mohon hidayah kepada Rab para ulama’, semoga jadi ulama’.

Semoga mencerahkan.

Dr Muhammad Arifin Badri
9 Agustus pukul 21.39 ·

Related Posts

Ayo Belajar Islam

"Ayo belajar ilmu fiqih, agar tidak mudah menyalahkan orang dan tidak gampang bilang bid'ah kepada sesama muslim." "Ayo belajar fiqih ihktilaf, agar tidak merasa paling benar sendiri." "Ayo belajar perbandingan mazhab, agar tidak merasa selain kami sesat." (Kajian Medina)

Kajian Medina

Blog Kajian Medina : Cerdaskan Umat Lewat Kajian Khilafiyah, Ikhtilaf dan Ukhuwah oleh Ustadz dan Tokoh Sebagai Pencerahan Menuju Persatuan Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.