Jika Anda pernah melihat kumpulan anak ayam di kandang, pasti suasananya tidak akan sepi kecuali di malam hari ketika mereka tidur. Jangankan di kandang, dilepaskan keluar pun kumpulan anak-anak ayam itu akan selalu terlihat rusuh sekaligus terkadang lucu. Mencari makan dan mengikuti induknya ke sana ke mari.
Barangkali itulah kiranya gambaran pada muqollid (termasuk saya tentunya). Saya bukan mengatakan muqollid itu seperti anak-anak ayam, tetapi kadang ada kesamaan sifatnya saja.
Di mana-mana muqollid itu kebanyakan seringnya ribut dan berisik. Kecuali muqollid yang tahu diri tentunya. Oleh sebab itulah, jika Anda posisinya memang seorang muqollid, apakah Anda sebagai jama'ah atau ustadz, maka tahu diri saja. Sebab saya yakin belum ada di antara Anda yang mencapai derajat mujtahid.
Di antara ciri muqollid yang tahu diri adalah: Jalankan saja keyakinan atau amaliah yang Anda ikuti dari ulama Anda. Tanpa perlu berisik dan sibuk mengomentari amaliah orang lain yang tidak Anda yakini. Sebab baik Anda maupun orang lain sama-sama seorang muqollid. Anda ikut ulama, orang lain pun ikut ulama. Jangan Anda kira yang ikut ulama cuma Anda. Jangan Anda kira juga yang punya dalil cuma Anda.
Terus harus gimana dan pilih yang mana? Ikuti ulama atau Mazhab yang menurut hati Anda lebih condong padanya. Bila Anda punya kemampuan berijtihad seperti para ulama Mazhab, pilih yang lebih kuat menurut Anda. Jika Anda seorang alim maka diskusikan dengan orang alim lainnya yang berbeda pandangan dengan Anda dengan cara yang lebih bermartabat. Bila Anda hanya seorang muqollid, sering-sering ukur diri, banyak diam dan menyimak, amalkan saja yang Anda yakini, dan tidak perlu sering bikin gaduh. Allāhu a'lam.
Robi Maulana Saifullah
16 November pukul 10.07 ·
#Robi Maulana Saifullah